Menu


Pernah Ada Slogan Maju Kotanya, Bahagia Warganya, Jubir PSI: Kebahagiaan Warga DKI Justru Menurun di Era Anies

Pernah Ada Slogan Maju Kotanya, Bahagia Warganya, Jubir PSI: Kebahagiaan Warga DKI Justru Menurun di Era Anies

Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan

Konten Jatim, Jakarta -

Saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membuat slogan 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya.' Justru, kebahagiaan warga DKI Jakarta menurun di era Anies. 

Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dekek 'Uki' Prayudi. Ia mengatakan bahwa menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kebahagiaan warga DKI Jakarta menurun saat Anies memimpin. 

Baca Juga: Jubir PSI Sebut Ketimpangan di DKI Jakarta Naik Selama Era Anies Baswedan

"Kebahagiaan warga DKI menurun di era Anies. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa di era kepemimpinan Anies terjadi penuruan kebahagiaan warga di Jakarta yakni dari nilai 71,33 pada 2017 menjadi 70,68 pada 2021, setahun menjelang Anies lengser," ujar Dedek, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Cokro TV, Kamis (16/3/2023). 

Padahal, lanjut Dedek, rata-rata nasional indeks kebahagiaan warga negara Indonesia secara umum meningkat dari 70,69 pada 2017 menjadi 71,49 pada 2020. 

Artinya, banyak warga negara Indonesia yang mengalami peningkatan kebahagiaan, namun tidak dengan warga DKI. 

"Rerata nasioanl indeks kebahagiaan warga negara Indonesia secara umum meningkat dari 70,69 pada 2017 menjadi 71,49 pada 2021. Ini artinya sebagian besar penduduk Indonesia alami penigkatan kebahagiaan pada rentang 2017-2021 namun tidak demikian dengan warga DKI," jelasnya. 

Dedek menjabarkan data tersebut sebagai tanggapan atas wawancara Anies Baswedan dengan media Australia, ABC News.  Dalam wawancara tersebut, Anies ditanya tentang politik identitas atau politisasi agama yang begitu melekat pada dirinya. 

Dari jawaban Anies, tersirat bahwa ia mewajarkan penggunaan politisasi agama. Selain itu, Anies seperti tidak mengakui bahwa dirinya terlibat dalam politisasi agama tersebut. 

"Mereka yang rasional tentu paham seorang pemimpin yang terpilih melalui proses politisasi agama itu simply terpilih karena agamanya," pungkas Dedek.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan