Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek 'Uki' Prayudi mengungkap bahwa ketimpangan di DKI Jakarta meningkat pada era Anies Baswedan.
Dedek menjelaskan, pada saat Anies dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2017, ketimpangan di DKI tercatat di level rasio gini 0,413. Pada saat Anies lengser, ketimpangan tersebut berada di level 0.423.
"Pada saat Anies lengser, ketimpangan tersebut berada di level 0.423 atau yang terburuk dalam tujuh tahun terakhir dalam sejarah DKI Jakarta," ujar Dedek, mengutip video yang diunggah di kanal YouTube Cokro TV, Kamis (16/3/2023).
"Sekaligus tertinggi kedua se-Indonesia setelah DIY atau Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau kita merujuk pada data BPS. Oke, Covid memang membuat ketimpangan naik. Tapi kok ya enggak turun-turun malah naik terus," tambahnya.
Padahal, lanjut Dedek, anggaran untuk DKI Jakarta melimpah dan penduduk relatif sedikit untuk sebuah provinsi. Apalagi penduduk DKI merupakan penduduk terdidik dan DKI berstatus provinsi otonom.
Dedek menjabarkan data tersebut untuk menanggapai wawancara Anies Baswedan dengan media Australia, ABC News. Dalam wawancara tersebut, Anies ditanya tentang politik identitas atau politisasi agama yang begitu melekat pada dirinya.
Dari jawaban Anies, tersirat bahwa ia mewajarkan penggunaan politisasi agama. Selain itu, Anies seperti tidak mengakui bahwa dirinya terlibat dalam politisasi agama tersebut.
"Mereka yang rasional tentu paham seorang pemimpin yang terpilih melalui proses politisasi agama itu simply terpilih karena agamanya," pungkas Dedek.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO