FOMO merupakan sindrom ketika seseorang takut ketinggalan informasi terbaru atau tren. Istilah ini tengah tren di masa konser BLACKPINK, banyak orang dihujat FOMO.
FOMO ialah ketakutan akan ketertinggalan, biasanya akan tren yang sedang booming. Ini mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, dan mengalami hal-hal yang lebih baik dari Anda.
Inilah yang memicu rasa iri mendalam dan mempengaruhi harga diri.
Baca Juga: FOMO: Lagi Viral, Ini Pengertian, Bahaya, dan Ciri-Cirinya
FOMO juga dapat berbahaya. Studi Computers and Human Behavior menyebut, FOMO bisa menyebabkan gangguan mengemudi dan dalam beberapa kasus, ini mematikan.
Beberapa ciri-ciri orang yang mengalami sindrom FOMO, yakni mencoba untuk berada di berbagai tempat setiap saat, menarik diri dari orang lain, dan lelah fisik.
Lantas, bagaimana cara menghindari FOMO dalam keseharian kita? Tak hanya mengurangi pandangan negatif sekitar, menghindari FOMO juga utamanya lebih baik bagi tubuh dan mental kita.
Berikut sederet langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan FOMO versi Verywell Mind:
1. Ubah fokus
Daripada berfokus pada kekurangan, cobalah perhatikan apa yang Anda miliki. Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan di media sosial karena kita mungkin dibombardir dengan gambar-gambar tentang hal-hal yang tidak kita miliki.
Atau, Anda dapat mengubah feed untuk menunjukkan lebih sedikit hal yang memicu FOMO dan lebih banyak hal yang membuat Anda merasa nyaman dengan diri sendiri. Berusahalah untuk mengidentifikasi apa yang mungkin melemahkan kegembiraan Anda secara online.
Baca Juga: Ribuan Pesilat PSHT Gelar Demo di Gresik, Dipicu Ucapan Kapolsek Balongpanggang
2. Detoks digital
Menghabiskan terlalu banyak waktu di ponsel atau aplikasi media sosial dapat meningkatkan FOMO. Mengurangi penggunaan, atau bahkan beristirahat dari perangkat digital, dapat membantu Anda setop membuat perbandingan terus-menerus dan fokus pada hidup sendiri.
Jika melakukan detoksifikasi digital seluruhnya tidak memungkinkan, pertimbangkan untuk membatasi penggunaan aplikasi media sosial tertentu yang membuat Anda merasa FOMO. Bisa juga dengan menghapus sementara aplikasi tersebut.
3. Tulis jurnal
Memposting di media sosial adalah hal yang umum untuk mencatat hal-hal menyenangkan yang kita lakukan. Namun, Anda mungkin terlalu memperhatikan apakah orang-orang memvalidasi pengalaman Anda secara online.
Jika demikian, gunakanlah beberapa foto dan kenangan Anda secara offline dan buatlah jurnal pribadi dari kenangan terbaik Anda, baik online atau di atas kertas.
4. Buat koneksi nyata
Kita mungkin mencari koneksi yang lebih besar saat merasa tertekan atau cemas. Untungnya, ini sehat. Perasaan kesepian sebenarnya ialah cara otak kita memberi tahu diri saat ingin mencari hubungan yang lebih erat dengan orang lain.
Baca Juga: Apa itu Birrul Walidain? Ajaran Berbakti Kepada Orang Tua, Penting!
Cobalah membuat rencana dengan teman baik, bertamasya, atau lakukan sesuatu yang membuat Anda akan keluar bersama teman. Jika kesulitan membuat rencana, pesan langsung di media sosial kepada teman juga bisa menumbuhkan hubungan yang lebih erat.
5. Fokus bersyukur
Verrywell Mind menyebut, studi menunjukkan bahwa aktivitas yang meningkatkan rasa syukur seperti jurnal rasa syukur atau sekadar memberi tahu orang lain apa yang kita hargai dari mereka bisa mengangkat semangat Anda dan orang-orang di sekitar.
Baca Juga: Begini Dalil Perintah untuk Birrul Walidain dalam Islam
Pasalnya, kita sulit untuk merasa kekurangan berbagai hal-hal yang dibutuhkan saat fokus pada kelimpahan yang telah kita miliki, ini juga berlaku saat membuat orang lain merasa lebih baik. Mungkin, peningkatan suasana hati adalah yang diperlukan untuk mengurangi cemas.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO