FOMO belakangan ini viral diperbincangkan karena banyaknya orang yang dianggap FOMO pada konser BLACKPINK ‘Born Pink’ di Indonesia. Fenomena apakah ini?
FOMO atau Fear of Missing Out berkaitan erat dengan perasaan takut tertinggal akan informasi terkini atau tren. Ini merupakan salah satu sindrom yang hari-hari ini menjadi umum. FOMO ialah ketakutan akan ketertinggalan, biasanya akan tren yang sedang booming.
Mengutip laman Forbes, World Journal of Clinical Cases menyebut istilah ‘takut ketinggalan’ ini populer sejak 2004. Tahun ini pun menjadi masa peluncuran Facebook, salah satu ruang online besar pertama.
Baca Juga: Partai Gerindra Bagi-bagi Tiket Konser Blackpink Gratis, Netizen: Pinter Lu Kampanye-nya
Psikolog mulai menggunakan istilah FOMO pada awal tahun 2000-an untuk menggambarkan fenomena yang terkait dengan penggunaan situs jejaring sosial. Perhatian besar diberikan selama bertahun-tahun karena kehadiran media sosial yang mulai meningkat.
“FOMO mencakup persepsi kehilangan, yang memicu kecemasan, dan perilaku kompulsif, seperti memeriksa dan menyegarkan situs, untuk menjaga hubungan sosial,” kata pendiri Priority Wellness Group dan instruktur psikologi di Harvard, Natalie Christine Dattilo.
Baca Juga: Fans Berang Gerindra Bagi-bagi Tiket Konser: Jangan Gunakan BLACKPINK Untuk Kepentingan Politik!
Ia menyebut, ini terkait erat dengan ketakutan akan pengucilan, perundungan, alias bullying, yang telah ada jauh sebelum media sosial lahir.
Bahaya
FOMO mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, dan mengalami hal-hal yang lebih baik dari Anda. Inilah yang memicu rasa iri mendalam dan mempengaruhi harga diri.
Perasaan ini berkembang dari sekadar berpikir ada hal-hal yang lebih baik yang bisa kita lakukan saat ini, menjadi perasaan kehilangan sesuatu yang penting yang dialami orang lain saat ini.
Baca Juga: Apa Itu Bilangan Pi Yang Jadi Ide untuk Hari Matematika Internasional?
Fenomena ini semakin umum karena adanya media sosial, mengalaminya bisa memicu stres yang signifikan dalam hidup Anda. Pasalnya, FOMO bisa mempengaruhi hampir semua orang, dan beberapa orang berisiko lebih besar.
Tak hanya meningkatnya perasaan tak bahagia, takut kehilangan, FOMO juga berperan menumbuhkan keterlibatan perilaku yang tak sehat dari diri kita. Studi Computers and Human Behavior menyebut, FOMO bisa menyebabkan gangguan mengemudi,
Dan dalam beberapa kasus, ini mematikan.
Psikolog sosial dan profesor University of Oklahoma Health Sciences Center Erin Vogel menyebut, gejala FOMO dapat meliputi hal di bawah ini:
Baca Juga: Apa Itu Minyak Kasturi? Wewangian Favorit Rasulullah yang Bermanfaat
- Overscheduling (mencoba untuk berada di mana-mana setiap saat)
- Menarik diri dari orang lain
- Merasa lelah secara fisik
- Merasa sedih, cemas atau tertekan
- Sulit berkonsentrasi
- Mengalami kesulitan tidur
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024