Menu


4 Alasan Kenapa Matematika Dibenci Siswa Padahal Penting

4 Alasan Kenapa Matematika Dibenci Siswa Padahal Penting

Kredit Foto: Unsplash/Anoushka Puri

Konten Jatim, Depok -

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang akan dihadapkan terhadap siswa di Indonesia mulai dari SD sampai SMA. Siapapun akan menghadapi mata pelajaran yang berkaitan dengan hitung-menghitung ini suka atau tidak.

Sayangnya, studi menunjukkan kalau matematika adalah salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai siswa atau bahkan orang dewasa. Kenyataan pahitnya, mereka harus siap menerima hal-hal yang berkaitan dengan matematika meskipun sudah lulus sekolah.

Ada cukup banyak alasan kenapa matematika dibenci meskipun merupakan sesuatu yang penting untuk setidaknya dipahami dasar-dasarnya. Mengutip situs Oxford Learning pada Selasa (14/3/2023), berikut hal-hal yang membuat matematika dibenci dan cara menanganinya:

Baca Juga: Menurut ‘Hitungan Matematika’ Ala Hasan Nasbi, Skenario Ini Bikin Anies Batal Nyapres

Kenapa Matematika Dibenci?

1. Banyak Rumus Sehingga Bikin Bosan

Banyak siswa tidak menyukai matematika karena menurut mereka ini membosankan. Mereka tidak tertarik dengan angka dan rumus dibandingkan mata pelajaran lain yang lebih mudah dipahami. Mereka melihat matematika sebagai sosok abstrak dan tidak relevan yang sulit dipahami.

Untuk mengatasi kebosanan karena rumus ini, cara terbaik yang disarankan adalah mencoba mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, para siswa bisa melihat kegunaan matematika secara nyata dan tidak lagi menganggapnya membosankan.

2. Membatasi Kreativitas

Ilmu macam Bahasa Inggris atau literatur memungkinkan seseorang memperoleh nilai dapat berasal dari berbagai faktor seperti kreativitas, ejaan, tata bahasa, gaya, tanda baca, dan banyak lagi. Dengan matematika, hanya ada sedikit peluang untuk mendapatkan nilai karena jawaban hanya bisa benar atau salah.

Oleh karena itu, sebaiknya matematika tidak selalu dipatok terhadap jawaban, melainkan terhadap cara penyelesaian. Ada beberapa cara untuk menyelesaikan sebuah soal. Selama siswa sudah memahami cara menyelesaikan soal, maka itu sudah lebih dari cukup untuk menilai kemampuannya.

Baca Juga: Apa Itu Bilangan Pi Yang Jadi Ide untuk Hari Matematika Internasional?

3. Terlalu Banyak Mengingat Rumus

Banyak siswa yang berjuang dengan matematika dengan cara menghafal semua rumus serta segala macam cara yang ada untuk menyelesaikan soal. Pada kenyataannya, menghafal hanyalah salah satu bagian dari belajar matematika.

Dengan menghafal, siswa tidak akan mampu mengaplikasikan hal ini terhadap keseharian. Jadi, perubahan terhadap metode menghafal menjadi memahami rumus itu dianjurkan agar siswa bisa mencoba menerapkan rumus itu dengan keseharian mereka.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Peringatan Hari Matematika Internasional

4. Harus Selalu Salah Sebelum Benar

Belajar matematika membutuhkan banyak kesalahan. Siswa harus mengulangi jenis pertanyaan yang sama berulang kali sampai mereka mendapatkan jawaban yang benar, dan ini bisa membuat frustrasi. Mendapat jawaban yang salah secara berulang dapat mengurangi kepercayaan diri para siswa, membuat mereka menghindari matematika.

Agar menghindari hal ini terjadi, penting untuk membuat siswa belajar secara perlahan dan tidak terburu-buru agar mereka bisa memahami esensi dari suatu topik. Lambat laun, mereka akan terbiasa dan pada akhirnya mampu mengerjakan soal yang lebih sulit.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024