Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membenarkan adanya partai politik baru yang tergabung atau berafiliasi dengan jaringan terorisme.
Meski tak diungkapkan nama partai tersebut, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyatakan bahwa partai yang disusupi jaringan terorisme itu tidak lolos sebagai perserta Pemilu.
BNPT, kata Boy, sudah mengendus jaringan terorisme yang hendak masuk menyamar sebagai peserta pemilu sejak dimulainya tahapan verifikasi parpol pada Agustus hingga Desember 2022 lalu.
"Terafiliasi ya, tidak lolos verifikasi. Karena kita sudah dapat informasi dari awal," kata Boy dalam Dialog Kebangsaan yang digelar bersama KPU dan Bawaslu RI di Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).
Boy memastikan parpol peserta pemilu 2024 yang lolos verifikasi saat ini merupakan parpol yang bersih dari indikasi jaringan terorisme dan tidak ada yang menganut paham radikal maupun intoleran.
"Insya Allah yang lolos sifatnya plural. Jadi beberapa yang tidak lolos itu yang kami katakan ada indikasi," ujarnya.
Mantan Kapolda Papua ini menegaskan parpol yang terindikasi jaringan terorisme hanya ada satu. Pihaknya memastikan parpol tersebut tidak akan mengikuti pesta demokrasi lima tahunan pada 2024.
"Satu partai, tapi saya lihat draftnya tidak masuk. Kita harus jaga ke depan jangan sampai membentuk partai baru, pengurusnya latar belakangnya kelompok intoleran, radikal, teroris. Azas partai tentu tidak boleh lepas dari ideologi negara Pancasila," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024