Masyarakat Jawa Timur menginginkan duet Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo maju dalam konstelasi pemilihan presiden 2024 mendatang.
Setidaknya hal ini terbaca dari hasil survei yang dilakukan oleh Gerakan Berkreasi Bersama Airlangga Hartarto (BerkAH) di Jawa Timur pada periode Januari 2023 lalu.
Baca Juga: Survei Cawapres: AHY Ungguli Erick Thohir dan Airlangga
"Hasil survei kami di Jawa Timur menunjukkan pasangan Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo lebih unggul dengan persentase 51 persen, ketimbang Airlangga Hartarto yang diduetkan dengan tokoh-tokoh lainnya," ungkap Juru Bicara Gerakan BerkAH, Ikhwanul Maarif Harahap.
Menanggapi hasil survei itu, pengamat politik UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai wajar jika masyarakat Jawa Timur lebih memilih pasangan Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo.
Menurut dia, sosok Ganjar Pranowo sebagai mantan kepala daerah dapat menjadi modal kuat dirinya untuk menjadi pasangan Airlangga Hartarto.
Secara elektabilitas pun keduanya masih cukup mampu bersaing dengan tokoh lainnya seperti Prabowo Subianto atau Anies Baswedan.
"Dari sisi kekuatan politik elektabilitas Ganjar Pranowo cukup tinggi karena dia kepala daerah, sementara Airlangga Hartarto merupakan orang penting di Partai Golkar," kata Adi Prayitno saat diwawancara, Senin (13/3).
Baca Juga: Soal Kriteria Capres, Zulfan Lindan: Bukan Faktor Tua atau Muda, tapi Demi Kebutuhan Negara
Adi mengatakan bahwa hasil survei itu mencerminkan suara rakyat, jadi siapapun partai ataupun poros politik yang ingin bertanding pada Pilpres tentu harus kuat keduanya baik itu capres maupun cawapres.
"Capres itu elektabilitasnya harus mentereng, dan cawapresnya harus yang bisa mendongkrak capres yang diduetkan," ungkapnya.
Adi juga menjelaskan, peluang menduetkan Airlangga-Ganjar tentu saja masih terbuka sangat lebar, hanya tinggal penentuan siapa yang menjadi capres dan cawapres.
"Meski secara kalkulasi elektabilitas Ganjar lebih unggul, tapi Airlangga ini sosok yang sudah punya satu tiket pencapresan dari partai dan itu jadi keuntungan dia," bebernya.
Ke depan, kata Adi, jika memang Airlangga Hartarto ingin meningkatkan elektabilitas maka dia harus lebih banyak muncul menunjukkan dirinya sebagai ketum partai bukan lagi hanya sebatas pembantu Jokowi.
"Kalau diteruskan menunjukkan posisinya sebagai menteri, sehebat apa pun kinerjanya maka yang mendapatkan keuntungan positif ya Jokowi bukan Airlangga. Bahkan hari ini saja suara pemilih Golkar yang hampir mencapai 12 persen belum terkonfirmasi menjadi pemilih Airlangga, dan itu jadi tugasnya yang bersangkutan bagaimana membuat suara tersebut dapat dikonversi atau diubah menjadi pemilih Airlangga," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024