Menu


Strategi di Balik Perang Badar, Bermula dari Pengintaian

Strategi di Balik Perang Badar, Bermula dari Pengintaian

Kredit Foto: MUI

Konten Jatim, Jakarta -

Perang Badar berawal dari niat mencegah kafilah dagang Quraisy dalam misi yang mendapatkan Abu Jahal dan tiga ratus orang lainnya tanpa kontak senjata.

Rasulullah SAW menyerahkan bendera pasukan kaum Muslimin kepada Hamzah bin Abdul Muththalib pada Ramadan tahun pertama hijrahnya ke Madinah. Pada Rabi’ul Awwal tahun kedua hijrah, Rasululah SAW langsung memimpin pasukan ke kampung Wuddan.

Jaraknya dedlapan mil dari Al-Abwa’ untuk menghadang orang-orang Quraisy dan Bani Dhamrah.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Dahsyatnya Perang Badar dan Kemenangan Tak Terduga

Rasulullah dan pasukannya berhasil mengikat perdamaian dengan Bani Dhamrah dari perang yang dikenal dengan sebutan Perang Al Abwa’. Selanjutnya, pada bulan Rajab di tahun yang sama, Rasulullah mengutus Abdullah bin Jahasy bersama delapan orang Muhajirin.

Abdullah ditulisinya surat dan diperintahkannya jangan membuka surat itu sebelum berjalan dua hari. Rasulullah pun dituruti oleh Abdullah bin Jahasy.

Baca Juga: Benarkah Ada Campur Tangan Allah dalam Perang Badar?

Disebut dalam tafsir Ath-Thabari jilid empat, isi suratnya sebagai berikut: “Sesudah engkau membaca suratku ini, hendaklah terus melanjutkan perjalananmu sampai engkau tiba di Nakhlah yang terletak antara Makkah dan Thaif. Kemudian intailah orang-orang Quraisy dan sampaikan beritanya kepada kami.”

Diketahui mereka mendapati kafilah dagang Quraisy dan ‘Amt bin Hadramain setelah sampai di Nakhlah. Di sana, terjadilah kontak senjata yang menyebabkan Utsman bin Abdullah dan Al-Hakam bin Kaisan ditawan.

Setelah perang berakhir, laman Majelis Ulama Indonesia Digital menyebut orang-orang musyrik mengutus delegasi untuk menebus dua orang yang tertawan. Namun Rasulullah SAW tak akan menyerahkannya kecuali Sa’ad bin Abi Waqas dan ‘Utbah bin Ghazwan juga dibebaskan.

Baca Juga: Hubungan NU dan Politik: Implementasi Pedoman Berpolitik Ormas Islam Tak Mudah

Setelah Sa’ad dan ‘Utbah datang, barulah mereka diserahkan oleh Rasulullah. 

Itu barulah permulaan. Perang Badar Al-Kubra meletus saat pasukan Rasulullah SAW bertemu dengan pasukan Quraisy di dekat sumur Badr. Terlihat saat itu pasukan Quraisy berjumlah sekitar 900 hingga 1000 orang, termasuk Abu Jahal dan Al ‘Abbas bin Abdul Muththalib, paman nabi.

Kitab Tafsir At-Tabari jilid empat menyebut, Kaum Muslimin mendapat kemenangan dalam perang ini berkat pertolongan Allah SWT, sedang tujuh puluh orang pihak Quraisy mati terbunuh sebagiannya adalah pemuka Quraisy, adapun dari pihak Rasulullah SAW tercatat hanya empat belas orang saja.”

Baca Juga: 4 Dalil Mengenai Umrah Yang Wajib Diketahui Para Muslim

Perang Badar sangat berpengaruh dalam sejarah Islam karena merupakan perang besar antara kaum Muslimin dan kaum musyrikin Quraisy, plus umat muslim menjadi pemenang atas orang-orang kafir.