Penangkapan mantan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) bisa menjadi pelajaran penting bagi Presiden Joko Widodo. Jangan sampai Jokowi melakukan hal ini setelah tak lagi berkuasa.
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamilludin Ritonga menilai peluang Jokowi bernasib seperti Muhyiddin sangat terbuka mengingat kasus-kasus korupsi biasanya diangkat setelah suatu rezim lengser.
Baca Juga: Andre Rosiade Sebut Rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi Ditiru Malaysia
Apalagi belum lama ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan adanya potensi kerugian negara dari pembangunan jalan tol di Indonesia era pemerintahan Jokowi mencapai Rp4,5 triliun. Namun, kata Jamilludin, KPK terkesan tidak menindaklanjuti hal tersebut.
Selain itu, adanya temuan transaksi janggal senilai total Rp300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) seperti diungkap Menko Polhukam Mahfud MD.
“Belum lagi penggunaan anggaran untuk kesehatan selama pandemi Covid-19. Anggarannya tak terhingga yang penggunaannya perlu diungkap melalui auditor independen,” imbuhnya.
Semua kasus itu berpotensi menyeret nama baik Jokowi. Bahkan Jokowi juga bisa saja ikut terlibat jika tidak segera bersih-bersih di kabinetnya.
"Kasus-kasus itu bisa saja diungkap masyarakat atau pemerintahan berikutnya setelah pemerintahan Jokowi lengser," tukasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO