Menu


Jenang Mirah, Oleh-Oleh Khas Ponorogo Sejak 1955

Jenang Mirah, Oleh-Oleh Khas Ponorogo Sejak 1955

Kredit Foto: Instagram/Tumbas Mangan

Konten Jatim, Jakarta -

Jenang mirah ialah oleh-oleh khas Ponorogo yang bakal dicari untuk dibawa sebagai buah tangan oleh wisatawan yang datang ke sana. Usia makanan ini sudah cukup tua.

Teksturnya berbeda dari makanan khas Ponorogo lainnya yang membuat kuliner yang satu ini cocok dijadikan oleh-oleh. Disebut cukup tua karena jenang mirah telah hadir di bumi Ponorogo sejak puluhan tahun lalu, tepatnya tahun 1955.

Baca Juga: Sego Sambel Surabaya Bikin Ngiler, Simak 15 Tempat Kulinerannya!

Meski sudah lanjut usia, buah tangan yang satu ini tetap eksis hingga kini, bahkan jadi favorit para turis karena teksturnya yang empuk dan tidak lengket. 

Mengutip Indonesia Senang, jenang merah memiliki cita rasa khas perpaduan manis dan gurih, yang menjadi daya tarik penganan yang satu ini. 

Baca Juga: Pindang Koyong, Kuliner Ikan Khas Nelayan Banyuwangi

Jenang mirah lahir dari tangan seorang wanita berusia 75 tahun yang kerap dikenal sebagai Mbah Mirah. Soal sosoknya, bakal dengan mudah diketahui lewat kemasan yang hampir selalu terpampang di kemasan buah tangan yang satu ini.

Adanya foto atau ilustrasi Mbah Mirah inilah salah satu ciri khas jenang mirah dibandingkan buah tangan lainnya.

Menilik ke masa kelahiran jenang mirah, dulunya Mbah Mirah merintis usaha jenang dan menjajakannya ke beberapa tempat, seperti pasar, rumah ke rumah, desa, hingga ke stasiun-stasiun, dengan berjalan kaki.

Baca Juga: 2 Macam Asal-Usul Sate Madura, dari Favorit Pendekar Ponorogo sampai Dibawa Pedagang Jalanan

Kelamaan, jenang mirah pun mulai dikenal oleh sebagian besar masyarakat yang lantas menganggapnya sebagai oleh-oleh khas Ponorogo.

Meski telah ‘naik pangkat’ jadi buah tangan khas, pembuatan kuliner yang satu ini masih menggunakan cara tradisional seperti awalnya, yakni memakai tungku dan kayu bakar. Resep memasaknya pun telah diturunkan kepada anak cucu Mbah Mirah secara turun temurun.

Baca Juga: Legenda dan Daya Tarik Telaga Ngebel Ponorogo, Berkaitan dengan Ular Naga

Siapa sangka, usaha jenang yang awalnya dirintis susah payah ini mengangkat perekonomian warga Desa Losari, Kecamatan Jetis, Ponorogo.

Biasanya, jenang merah dikemas dengan pembagian tiga ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar.

Adapun kuliner yang satu ini bisa bertahan selama berminggu-minggu tanpa pengawet, sehingga cocok dijadikan oleh-oleh untuk keluarga atau kerabat dekat begitu kembali dari berlibur di Ponorogo.

Baca Juga: Kupang Kraton Hj. Qomariyah, Kuliner Pasuruan Manjakan Lidah

Usianya tak membuat jenang mirah ketinggalan zaman, cita rasanya umumnya tetap dan terus bisa diterima lidah orang Indonesia di berbagai generasi. Bahkan, makanan khas ini juga tembus ke pasar luar negeri.

Hal ini tak terlepas dari upaya para tenaga kerja Indonesia yang membawa jenang mirah sebagai oleh-oleh kepada atasan mereka di luar negeri. Jenang yang satu ini juga sering dibawa para santri Pondok Modern Gontor dan Pondok Pesantren Ngabar yang berasal dari luar negeri.

Baca Juga: Di Madiun, Ada Bantaran Kali yang Jadi Objek Wisata Taman

Jenang mirah wajib dicoba bagi kamu yang berlibur ke Ponorogo, dan menyukai cita rasa manis dan makanan yang dapat dicemili. Jenis makanan yang satu ini pastinya bakal meningkatkan suasana hati dan suasana silaturahmi.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO