Telaga Ngebel ialah salah satu destinasi wisata di Ponorogo, Jawa Timur. Lokasi ini memiliki legendanya tersendiri, yang berkaitan dengan ular naga ‘Baru Klinting’.
Saat ini, keindahan di Telaga Ngebel mampu menarik banyak wisatawan yang akhirnya relah mengagumi telaga ini selama beberapa lama. Telaga yang satu ini terletak di perbatasan Ponorogo dan Kabupaten Madiun.
Seperti namanya, Telaga Ngebel terdiri atas danau yang begitu luas, mirip dengan Telaga Sarangan di Magetan. Ada beberapa pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan, sehingga menghadirkan suasana sejuk.
Baca Juga: Mengenal Mitos dan Legenda Telaga Sarangan, Wisata Populer Lokal yang Mempesona
Telaga Ngebel ini juga bak sebuah danau di atas pegunungan. Saat kita memutuskan untuk naik ke atas bukit dan melihatnya dari atas, keindahannya terpancar luar biasa, bahkan mata kita tak akan rela berkedip!
Bicara legenda, bukan Indonesia namanya jika tempat-tempat wisatanya tak dihiasi dengan legenda atau cerita rakyat setempat. Begitu pula dengan Telaga Ngebel, yang secara bahasa Jawa artinya telaga yang berbau busuk.
Baca Juga: Profil Telaga Sarangan: Fasilitas, Rute, dan Tiket Masuknya
Melansir Native Indonesia, legenda Telaga Ngebel Ponorogo ini bermula dari ‘Baru Klinting’, seekor ular naga yang besar dan mulia, tak suka menggoda manusia. Baru Klinting ialah jelmaan seorang patih Kerajaan Bantaran Angin.
Suatu masa, sang patih tengah melakukan pertapaan dan bermeditasi dalam wujud sebuah ular yang besar. Namun, ada seorang warga yang tiba-tiba masuk ke dalam gua tersebut saat patih tengah bermeditasi.
Warga itu terlihat sedang kelaparan, dan ia pun membawa ular tersebut ke desa, tentu saja tanpa tahu bahwa ular yang dibawanya ialah jelmaan sang patih.
Baca Juga: 2 Macam Asal-Usul Sate Madura, dari Favorit Pendekar Ponorogo sampai Dibawa Pedagang Jalanan
Kemudian, seorang warga itu membunyikan kentongan untuk memanggil para warga agar berkumpul. Setelahnya, para warga terkejut dengan ular yang dibawa tersebut.
Kesepakatan pun terbentuk, para warga bakal memotong ular yang besar itu dan dijadikan lauk yang nikmat. Bahkan, beberapa ibu-ibu telah menyiapkan segala bahan yang akan digunakan untuk memasak.
Baca Juga: Pantai Cacalan: Mengenal Sejarah, Keindahan, dan Spot Menariknya
Di sinilah terjadi peristiwa aneh, saat seorang warga hendak memotong ular itu. Sang ular berubah menjadi seorang anak kecil yang imut dan menggemaskan. Semua warga pun terkejut melihatnya. Namun, sang anak segera membuat sayembara.
Anak itu menancapkan sebuah lidi (atau centong menurut sumber lain), lalu meminta para warga satu per satu mencoba mencabutnya. Tentu, tak ada yang bisa mencabut lidi itu. Kemudian, sang anak kecil mencabutnya sendiri.
Dari sanalah, keluar air secara terus menerus tanpa henti hingga akhirnya membentuk sebuah telaga. Setelah kejadian itu, para warga pun menyebutnya sebagai Telaga Ngebel.
Baca Juga: Pantai Duta Probolinggo, Konservasi Mangrove yang Jadi Viral dengan Banyak Keseruan
Dari legenda lain, disebutkan pula telaga ini punya peran penting dalam sejarah terbentuknya Kabupaten Ponorogo. Konon, Batoro Kantong sang pendiri Kabupaten Ponorogo menyucikan diri dengan air telaga ini sebelum menyiarkan Islam di tanah Ponorogo.
Terlepas dari berbagai legenda yang hinggap padanya, Telaga Ngebel memang begitu indah. Disarankan untuk mengunjungi tempat ini pada pagi hari, tepatnya sebelum matahari terbit agar bisa menyaksikan proses matahari pagi muncul secara perlahan dari balik bukit.
Baca Juga: Gondo Mayit: Pantai ‘Bau Mayat’ yang Tak Seram, Justru Indah ‘Perawan’
Tak cuma itu, kita juga bisa menikmati berbagai wahana air yang tersedia, seperti perahu motor sampai becak air.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan