Pakar hukum tata negara Refly Harun menyoroti tayangan video bakal calon presiden (Capres) Anies Baswedan saat dirinya tengah melakukan sesi wawancara dengan seorang jurnalis stasiun televisi Australia.
Baca Juga: Jokowi Sidak Kantor Pelayanan Pajak Surakarta Bareng Sri Mulyani
Dalam wawancara tersebut, Anies menyinggung soal politik identitas. Sehingga topik tersebut akhirnya menjadi bahan perbincangan utama bagi keduanya.
Mengenai hal itu, Refly Harun menilai langkah yang dilakukan oleh Anies sudah tepat. Menurutnya, Islam dan Indonesia memang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Apalagi, mayoritas warga negara Indonesia beragam Islam.
“Jadi Islam dan Indonesia itu tidak bisa dipisahkan, dan itu harus diperbaiki citranya, tentu dengan komunikasi yang baik,” ujar Refly, dikutip Jumat (10/3/2023).
Karena itu, Refly menyebut Anies memang cocok terpilih menjadi seorang presiden. Terlebih, ia sudah menguasai ilmu komunikasi di lingkup global.
“Dan Anies adalah ambassador Indonesia untuk menjelaskan ke dunia bahwa Indonesia adalah negara yang sangat toleran,” kata Refly.
Justru, lanjutnya, ancaman yang dihadapi Indonesia saat ini bukanlah intoleransi, melainkan antisipasi terhadap barisan penguasa yang melakukan upaya represif.
Baca Juga: Jokowi Sidak Kantor Pelayanan Pajak Surakarta Bareng Sri Mulyani
“Untungnya dunia internasional sekarang bergerak kepada sebuah dunia yang tidak lagi islamofobia, bahkan ada resolusi perang melawan islamofobia,” tandasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024