Menu


Survei SMRC: Ganjar Unggul pada Pemilih Beretnis Jawa, Etnis Luar Jawa Dominan Pilih Anies

Survei SMRC: Ganjar Unggul pada Pemilih Beretnis Jawa, Etnis Luar Jawa Dominan Pilih Anies

Kredit Foto: Rakyat Merdeka

Konten Jatim, Jakarta -

Ganjar Pranowo unggul pada pemilih beretnis Jawa, sementara etnis luar Jawa dominan memilih Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini berdasarkan pernyataan dari pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani yang disampaikan melalui kanal YouTube SMRC TV, yang diunggah pada Kamis, 9 Maret 2023.

Saiful menjelaskan fakta bahwa ada 53 persen orang Jawa memilih Ganjar sementara yang memilih Anies hanya 16 persen menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dari perilaku memilih masyarakat Jawa.

Baca Juga: Kalau Prabowo-Ganjar Duet di Pilpres 2024, Hal Ini yang Bakal Terjadi

Menurut Saiful, perbedaan signifikan ini yang membuat Ganjar sejauh ini lebih unggul dari Anies. Saiful menyebut bahwa Prabowo juga adalah orang Jawa, namun keJawaannya tidak sekental Ganjar.

Ayah Prabowo adalah orang Jawa, ibunya Manado. Sementara ayah dan ibu Ganjar adalah orang Jawa.

"Perbedaan dukungan tersebut menunjukkan bahwa unsur etnis penting dalam perilaku pemilih di Indonesia. Latar belakang etnis pemilih membuat perbedaan dalam pilihan. Suara dari kelompok etnis terkonsentrasi pada satu calon, tidak menyebar secara seimbang. Di masyarakat kita, faktor etnik masih berpengaruh," jelasnya.

Saiful menambahkan bahwa memang jika digabung, etnik di luar etnik Jawa cukup besar. Namun sebenarnya etnik lain itu tidak bisa digabungkan.

Baca Juga: Anies dan Prabowo Dekat dengan Kelompok Islamis, Pemilih Non Muslim Lebih Pilih Ganjar

Etnis Melayu, misalnya, berbeda dengan Sunda, juga beda dengan Bugis, dan lain-lain. Masing-masing etnik seharusnya dianalisis satu per satu secara terpisah. Hanya saja karena alasan teknis, maka etnis-etnis lain selain Jawa digabungkan dalam studi ini.

Dari 59,5 persen warga yang beretnis selain Jawa, 35 persen memilih Anies, 29 persen memilih Prabowo, dan 23 persen memilih Ganjar. Masih ada 13 persen yang belum menyebutkan pilihan.

Saiful menjelaskan bahwa walaupun suara publik dari yang beretnis selain Jawa lebih banyak ke Anies, namun selisih suara Anies dan Ganjar di variabel ini tidak terlalu berbeda, 35 persen berbanding 23 persen. Selisihnya tidak sebesar pilihan warga beretnis Jawa: 53 persen Ganjar berbanding 16 persen untuk Anies.

Data ini menunjukkan bahwa dilihat dari sisi etnis, Ganjar masih relatif bisa diterima oleh pemilih dari etnis selain Jawa. Namun orang Jawa relatif tidak mau menerima Anies. Artinya, menurut Saiful, data ini mengkonfirmasi pandangan bahwa pemilih Indonesia masih mementingkan SARA. Pemilih Jawa terpusat pada satu tokoh, tidak menyebar.

Baca Juga: Ganjar Dinilai Cocok Dampingi Prabowo di Pilpres 2024, Anak Buah Megawati: Kita Tunggu Keputusan Ibu Ketum

Ada kemungkinan, kata Saiful, jika etnis di luar Jawa dilihat satu per satu, preferensi pemilihnya juga tidak terdistribusi merata, tapi terkonsentrasi pada satu figur, misalnya di NTT atau Bali lebih cenderung memilih Ganjar, sementara di suku lain lebih ke Anies atau Prabowo. Karena itu data gabungan semua etnis di luar Jawa menjadi lebih merata karena terdiri dari banyak etnis.

Saiful menegaskan bahwa sentiment etnik yang kuat tidak hanya pada etnik Jawa, tapi juga pada etnik yang lain. Misalnya dalam komunitas Arab di Indonesia, mungkin suara Anies dominan.

Baca Juga: Duet Ideal, Prabowo-Ganjar Berpotensi Menang di 2024

Hal yang sama terjadi pada etnik Tionghoa di Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana suara mereka dominan ke Ahok.

"Orang yang punya sentimen etnik seperti itu tidak khas etnik tertentu. Tapi itu berlaku bagi semua etnik," jelasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.



Berita Terkait