Menu


Pentingnya Menyeimbangkan Antara Ilmu dan Takwa dalam Hidup

Pentingnya Menyeimbangkan Antara Ilmu dan Takwa dalam Hidup

Kredit Foto: Unsplash/Abhisek Koli

Konten Jatim, Depok -

Dalam kehidupan umat Muslim, ketakwaan menjadi hal wajib yang dimiliki oleh mereka. Ketakwaan menjadi indikator perbuatan-perbuatan yang nantinya hendak mereka perbuat.

Ketiadaan takwa membuat seseorang mampu melakukan perbuatan-perbuatan menyimpang dari jalan Allah SWT. Dan sebaliknya, ketakwaan akan menahan orang tersebut untuk berbuat negatif dan senantiasa mengamalkan kebaikan.

Namun, ada kalanya ketakwaan seseorang berbenturan dengan yang namanya ilmu. Keduanya meskipun berjalan beriringan, namun memiliki efek yang berbeda, di mana ilmu berfungsi untuk menjalankan kognitif dan logika seseorang.

Meskipun dianggap berseberangan, ilmu dan takwa itu penting untuk diseimbangkan karena keduanya merupakan bagian dari keimanan seorang Muslim. Menyadur dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) pada Kamis (9/3/2023), berikut penjelasan soal pentingnya menyeimbangkan ilmu dan takwa.

Baca Juga: Cak Nun: Ilmu Tertinggi dalam Rumah Tangga adalah Adanya Keterbatasan, Bukan Kemerdekaan

Antara Ilmu dan Takwa

Pentingnya Ilmu dalam Membangun Iman

Satu hal yang pasti dalam mempelajari ilmu adalah, ilmu dan takwa harus selalu berjalan beriringan dalam membentuk iman. Jika takwa adalah sesuatu yang bersangkutan dengan nurani seseorang, maka ilmu adalah yang menggerakan akal manusia.

Tentu akan menjadi sesuatu yang baik jika seseorang menegakkan ketakwaan kepada Allah SWT. Namun, jika pengaplikasiannya salah, maka takwa seseorang akan menjadi sia-sia. Di sinilah peran ilmu diperlukan, agar Muslim tersebut tidak salah dalam menerapkan ketakwaan yang dimilikinya.

Sebagai contoh, jika seseorang terlalu terfokus beribadah di Masjid sampai lupa akan kehidupan lain di luar Rumah Allah SWT, tandanya orang tersebut memiliki ilmu dangkal karena tidak mengetahui prioritas. Boleh beribadah, tapi tidak boleh lupa akan kewajiban-kewajibannya.

Ada pepatah mengungkapkan  Ilmu tanpa amal sebagai bentuk ketakwaan bagaikan pohon tanpa buah, sedangkan pengamalan tanpa didasari ilmu akan berujung pada kesesatan dan kesia-siaan.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Takwa kepada Allah SWT. Wajib Dilakukan!

Jangan Sampai Salah Berguru

Poin terakhir yang cukup penting untuk dipahami adalah jangan sampai seseorang memilih belajar dengan guru yang salah. Ini bisa jadi akan mempengaruhi pandangannya terhadap ilmu dan takwa yang dimilikinya sehingga keimanannya justru malah dipertanyakan.

Guru agama yang baik akan mengajarkan muridnya tidak hanya untuk mengutamakan takwa, tetapi juga mengimplementasikan ilmu-ilmu dalam kehidupan pribadinya. Hal tersebut sesuai dengan pepatah yang sudah disebutkan di atas.

Terlebih, dewasa ini semakin banyak orang yang mengaku penceramah atau pendakwah namun tidak dibekali pula dengan kemampuan berpikir kritis yang justru malah akan membuat perilaku orang lain menyimpang dari jalan Allah SWT.

Baca Juga: Apa Itu Takwa? Percaya dan Patuh akan Keberadaan Allah SWT