Umat Islam tahu pasti kalau apa yang dilakukan dalam hidup mereka akan selalu dipantau oleh Allah SWT, sosok Yang Maha Mengetahui. Apapun yang kita lakukan, pikirkan dan ucapkan, baik itu secara terang-terangan atau dengan bersembunyi, tidak ada yang luput dari perhatian-Nya.
Dengan demikian umat Muslim harus senantiasa melakukan hal-hal baik dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Mereka harus percaya kalau Allah SWT selalu melihat, menilai perbuatan mereka dan nantinya akan memberikan ganjaran terhadap apapun perbuatan mereka.
Bagian dari kepercayaan inilah yang dimaksud dengan takwa. Lantas, apa sebenarnya pengertian takwa? Simak penjelasannya mengutip informasi dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa sumber lain pada Kamis (9/3/2023).
Baca Juga: 3 Cara Menjadi Mukmin yang Bertakwa: Sederhana Namun Bermakna
Apa Itu Takwa?
Takwa, dalam konteks agama Islam, memiliki arti yang mendalam dan penting dalam menjalani kehidupan. Secara bahasa, takwa berasal dari Bahasa Arab yang berarti memelihara diri dari siksaan Allah SWT dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Konsep takwa mengandung makna memelihara dan melindungi diri agar selamat dunia dan akhirat. Definisi takwa ditemukan dalam berbagai literatur, termasuk Al-Qur’an, hadis dan pandangan para sahabat maupun ulama.
Namun, semua pengertian tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menjalankan semua perintah Allah SWT, menjauhi larangan-Nya, dan berupaya untuk terhindar dari api neraka serta murka Allah SWT.
Baca Juga: Mengingat Nabi Muhammad Merupakan Bentuk Ketakwaan Kepada Allah
Menurut Ibnu Abbas, takwa berarti takut berbuat syirik kepada Allah dan senantiasa mengerjakan ketaatan kepada-Nya. Pesan ini juga ditekankan oleh Rasulullah SAW ketika sahabatnya, Abu Dzarr Al-Ghifari, meminta nasihat darinya.
Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa takwa adalah pokok dari segala perkara, menjadi dasar dan landasan dalam menjalani kehidupan secara Islami. Lebih lanjut, takwa bukan sekadar menjalankan perintah Allah SWT saja, tetapi juga melibatkan menghindari perbuatan maksiat dan berusaha berbuat baik.
Artinya, takwa tidak hanya terbatas pada tindakan lahiriah, melainkan juga melibatkan aspek batiniah dalam menyucikan hati dan perilaku. Takwa juga mencakup sikap hati yang rendah diri di hadapan Allah SWT, menyadari segala perbuatan dan ucapan, serta bertanggung jawab atas tindakan yang diambil.
Dengan takwa, seseorang senantiasa mengingat Allah SWT dalam segala aspek kehidupan dan berusaha meningkatkan kualitas iman dan amal ibadah. Ketakwaan tidak hanya berlaku di bulan tertentu, tetapi harus dijalankan sepanjang waktu.
Baca Juga: Tak Hanya Sekadar Berpuasa, Ketakwaan Bisa Didapatkan Jika Ada Keseriusan Dalam Pelaksanaannya
Dalam praktiknya, takwa diwujudkan melalui berbagai amalan, seperti salat, puasa, silaturahim, dan bersedekah. Takwa juga mencakup menjauhi segala bentuk dosa dan perbuatan tercela. Dengan menjalankan takwa, umat Islam diharapkan mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjalani kehidupan yang lebih bermakna, dan mendapatkan rahmat-Nya.