Ustadz Adi Hidayat menjawab pernyataan tekait mengapa seorang marbot masjid tidak kaya jika Islam bisa merubah kehidupan seseorang.
Menurut Ustadz Adi, Islam datang ke bumi bukan hanya untuk mengubah materi, namun juga memberikan keberkahan pada tujuan kehidupan seseorang. Tujuan hidup setiap manusia pun bisa berbeda, sesuai dengan kelebihan mereka masing-masing.
"Dalam berkehidupan, ada empat pilihan yaitu dengan kedudukan, harta, ilmu, atau tenaga, dan Islam memberikan petunjuk dalam setiap pilihan itu," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Kalau Anda ingin dengan kedudukan, jangan tanggung. Jadi diplomat atau presiden. Jika ingin kaya, maka jangan tanggung dalam meraih kaya tingkat ketiga," lanjutnya.
Namun, tak semua manusa diberkahi Allah dengan harta, kedudukan, ataupun ilmu. Ada juga seorang hamba yang diberikan kekuatan dalam bentuk tenaga. Contohnya seperti sahabat Rasulullah SAW, yakni Bilal bin Rabah.
"Beliau dedikasikan hidupnya untuk mencari ridho Allah yang merubah hidupnya dengan tenaganya. Maka yang dipakainya adalah azan," ujar UAH.
"Bilal dengan azan aja udah pasti ke surga, ngapain lagi dia mikir mengejar harta seperti Usman. Secukupnya yang ada. Yang penting meninggal masuk surga. Itu fiqihnya," imbuh Ustadz Adi.
Baca Juga: Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Jangan Habiskan Biaya Besar Hanya untuk Menghias Masjid
Oleh karena itu, UAH tak menyarankan seorang hamba menjadi marbot masjid apabila berkeinginan memiliki harta yang banyak. Sebab, marbot tak merubah seseorang menjadi kaya.
"Untuk menjadi marbot, perubahan yang dihadirkan dalam Islam tinjauannya tidak selalu materi. Maka apa yang dipilih itu. Kalau sudah dipilih, maka jaga konsisten sampai pulang," ujarnya.