Menu


4 Contoh Hadits Nabawi Sebagai Pedoman Hidup Sehari-Hari

4 Contoh Hadits Nabawi Sebagai Pedoman Hidup Sehari-Hari

Kredit Foto: Unsplash/Ayadi Ghaith

Konten Jatim, Depok -

Hadits Nabawi adalah jenis hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan apa yang dipahami-Nya dari suatu fenomena.

Tentunya, ilmu-ilmu yang didapatkan bersumber dari Allah SWT, baik itu wahyu yang disampaikan kepadanya maupun tafsir ayat Al-Qur’an. Namun, interpretasi lengkapnya berasal tidak lain dari Baginda Rasulullah SAW itu sendiri.

Dengan demikian, Hadits Nabawi bisa dibedakan dengan Hadits Qudsi, yaitu jenis hadits yang diperoleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT secara langsung. Media penyampaiannya dilakukan melalui mimpi.

Dalam Agama Islam, terdapat cukup banyak contoh Hadits Nabawi. Disebutkan bahkan Hadits Nabawi jumlahnya lebih banyak dari Hadits Qudsi. Mengutip beberapa sumber berbeda pada Selasa (7/3/2023), berikut beberapa contoh Hadits Qudsi yang bisa dijadikan pedoman untuk hidup sehari-hari.

Contoh Hadits Nabawi

1. Hadits Menjaga Lisan

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ يَزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Artinya: “Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata bahwa dia mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda : ‘Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan satu kalimat, dimana dengan satu kalimat itu ia akan tergelincir ke dalam neraka lebih jauh dari timur dan barat.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

2. Hadits Menjaga Prasangka

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال  إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيْثِ

Artinya “Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata bahwa dia mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda : ‘Hati-hatilah kalian dari prasangka (buruk), karena prasangka adalah ucapan yang paling dusta.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

3. Hadits Kecemburuan Allah SWT

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ المُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ 

Artinya: “Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: ‘Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah ketika seorang mukmin melanggar apa yang Allah larang.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

4. Hadits Menjadikan Akhirat Sebagai Tujuan Akhir

مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له  ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ

Artinya: “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan ada di hadapannya, dan dia tidak akan mendapatkan dunia melebihi apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan dunia menginginkannya.“ (HR Ibnu Majah, HR Ahmad, dll.)