Menu


Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Mengetahui Mumin Atau Munafik Dengan Posisi Salat

Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Mengetahui Mumin Atau Munafik Dengan Posisi Salat

Kredit Foto: Dok Republika.co.id

Konten Jatim, Jakarta -

Ulama Ali Saleh Mohammed Ali Jaber alias Syekh Ali Jaber mengatakan bahwa manusia bisa mengetahui letak munafik atau tidaknya diri sendiri.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya sifat munafik adalah dengan posisi ketika kita salat berjamaah.

“Kalau mau tau dirinya mumin atau munafik, kira-kira gimana posisinya salat? Khususnya takbiratul ihram. Suka dijaga atau gapapa sering masbuk?” ujar Syekh Ali dikutip dari kanal YouTube Saluran Dakwah pada Kamis (02/03/2023).

Baca Juga: Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Anak yang Durhaka Terhadap Orang Tua Terjamin Su’ul Khotimah

Orang yang masbuk dengan orang yang selalu datang tepat waktu untuk salat berjamaah sendiri sudah jelas berbeda.

Masbuk sendiri merupakan keadaan di mana seorang jemaah atau makmum tidak sempat membaca surat Al-Fatihah bersama imam di rakaat pertama.

 

“Yang sering masbuk beda sama orang yang datangnya lebih awal. Enggak mungkin sama di sisi Allah, wallahi beda. Allah maha adil,” ucap Syekh Ali.

Sementara itu, Syekh Ali mengingatkan kita untuk tidak meninggalkan takbiratul ihram saat salat berjamaah di masjid atau mushola.

Ketika kita selalu hadir di masjid dan sama sekali tak pernah tertinggal dari takbiratul ihram, kita akan mendapatkan balasan yang baik.

Baca Juga: Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Orang Tua yang Mengajarkan Anaknya Maksiat Tidak Sami’na Wa Atho’na

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ

Artinya: Barangsiapa shalat berjamaah selama empat puluh hari dengan mendapatkan takbir pertama (takbiratul ihram) ikhlas karena Allah, akan dicatat baginya terbebas dari dua hal, yaitu terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik. (HR. Tirmidzi no. 241, dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani).