Jika biasanya kita mengenal sajian tempe goreng biasa yang kerap dijajakan. Di Malang, ada kuliner tempe serupa, yakni tempe mendol. Uniknya, tempe yang jadi makanan khas ini sudah agak basi. Kok bisa jadi kuliner?
Olahan tempe di Malang punya berbagai variasi, mulai dari rasa gurih, manis, hingga pedas. Hal ini menurut Tugu Malang karena ada proses akulturasi budaya karena banyaknya pendatang di kota tersebut.
Tempe mendol merupakan tempe yang warnanya cokelat kehitam-hitaman karena sudah cukup basi (tempe bosok), kuliner ini punya bahan utama tempe blok Malang, dengan bumbu kencur, bawang, bawang merah, ketumbar, jeruk purut, garam, sedikit gula putih, cabe besar merah, dan rawit.
Baca Juga: Cara Membuat Nasi Tumpang Kediri Rumahan: Mesti Pakai Tempe Busuk
Selain warnanya dan rasanya yang cukup berbeda, makanan tradisional ini pun punya aroma yang khas.
Untuk membuatnya, berbagai sumber menyebut semua bumbu yang diperlukan digiling dengan ulegan hingga halus, lalu tempe sebagai bahan utamanya bakal dilumat kasar bersama bumbu tersebut. Tempe yang sebelumnya masih mentah dan terlihat serpihan kedelai itu diratakan dengan bumbu.
Jadilah adonan tempe berbumbu tersebut, yang kemudian dibentuk sekitar 5x3x2 cm. Biasanya, membentuknya dilakukan dengan dikepal-kepal dalam tangan. Kemudian, adonan itu dibiarkan selama 1-2 jam agar terfermentasi dengan baik.
Ada pula variasi tempe mendol yang lebih terasa asam, dan biasanya dibiarkan sekitar 6 jam untuk membuatnya. Setelah dibiarkan, barulah tempat digoreng hingga kecoklatan.
Baca Juga: Nasi Tumpang Khas Kediri Unik, Bumbunya Pakai Tempe Busuk!
Kuliner yang satu ini seringkali dinikmati sebagai jajanan atau lauk makan bersama nasi. Bahkan, aroma daun jeruk dari tempe mendol pun sangat cocok dibersamakan dengan rawon, pecel, hingga lodeh.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan