Dewasa ini, warga Surabaya mulai dimanjakan dengan berbagai destinasi wisata gratis, mengingat kota ini pun terbilang metropolitan setelah Jakarta. Salah satunya, ialah Hutan Bambu Keputih. Bagaimana cara ke sana?
Mengutip laman Bappeko Surabaya, hutan yang satu ini juga dikenal sebagai Kebun Bambu Surabaya atau Kebun Bambu Keputih karena letaknya di daerah Keputih. Inilah salah satu destinasi wisata alam yang cocok sebagai tempat menghabiskan waktu luang di tengah kesibukan Surabaya.
Baca Juga: Hutan Bambu Keputih Surabaya, Healing Bersama Kesejukan di Tengah Kota
Hutan bambu ini sendiri merupakan buatan yang sengaja diciptakan untuk kepentingan wisata. Jadi, keindahannya tak perlu diragukan lagi. Hutan ini pun sering digadang-gadang mirip dengan Hutan Bambu Sagano di Jepang!
Di Hutan Bambu Keputih ini, ada pula Taman Harmoni yang memerkan bunga bajareja yang mirip dengan bunga sakura. Wah, jadi makin mirip lagi dengan Jepang, ya.
Baca Juga: Mengenal Hutan Pinus Nongko Ijo Madiun, Wisata Alam yang Mampu Lepas Penat
Mengutip Dakatour, sejarah hutan bambu yang satu ini merupakan lahan bekas tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, lahan ini kosong setelah TPA dipindahkan ke Benowo. Oleh Walikota Surabaya kala itu, Rismawati, lahan ini pun dimanfaatkan sebagai lahan hijau alias Taman Plus Hutan Bambu.
Hutan Bambu Keputih sendiri berlokasi di Jalan Raya Marina Asri, Keputih, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya. Keberadaannya di pusat kota taman rekreasi membuatnya sangat mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi.
Rute menuju Hutan Bambu Keputih ini tidaklah sulit karena kita hanya harus mencari tahu arah RS Bersalin Putri. Kemudian, ikuti arah hingga Perumahan Araya, lantas ikuti jalan hingga 2,2 km ke depan hingga pertigaan.
Baca Juga: Fasilitas dan Tiket Masuk Hutan Pinus Nongko Ijo, Wisata Alam yang Asik di Madiun
Kemudian, belok kanan ke arah Terminal Keputih, lihat ke sebelah kiri, dan hutan bambu yang satu ini terletak di sana.
Seperti diketahui, tiket masuk ke Hutan Bambu keputih ini gratis alias tidak dipungut biaya. Namun, pengunjung mesti membayar uang parkir jika membawa kendaraan pribadi, misalnya Rp2 ribu untuk motor dan Rp5 ribu untuk mobil.
Baca Juga: Mengenal Kampung Coklat, Wisata Edukasi Menarik yang Berawal dari Ternak Ayam Gagal
Hutan bambu ini dibuka sepanjang hari setiap harinya. Namun biasanya pengunjung ramai datang pada pagi dan sore hari.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan