Menu


Jastip Obat Lagi Marak, Menkes Budi Gunadi Bilang Solusi Begini

Jastip Obat Lagi Marak, Menkes Budi Gunadi Bilang Solusi Begini

Kredit Foto: Rakyat Merdeka

Konten Jatim, Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengomentari fenomena jasa titip (jastip) obat yang marak diboyong dari luar negeri. Katanya, harga obat di Indonesia harus dibandingkan dengan di negara lain.

“Saya pengen harga obat itu murah. Saya lagi dorong sama para dirjen, bandingin sama Malaysia,” kata Budi Gunadi seperti dikutip dari Instagram resmi Kementerian Kesehatan, Minggu (26/2/2023).

Menkes Budi menyebut pihaknya telah belanja obat-obatan lebih dari Rp26 triliun dan seluruhnya didorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia juga mengaku pihaknya mendorong investasi pabrik obat agar masuk ke dalam negeri.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Ungkap Obat Kecemasan Menurut Alquran

Sebelumnya, Budi mendapat informasi soal adanya jastip obat dari salah satu Kepala Dinas kesehatan (Kadinkes) Sumatera Utara. 

Ia pun meminta agar obat-obat yang disebut masyarakat ‘mahal’ itu diminta daftarnya dan dibandingkan harganya dengan negara lain. 

“Minta dong, obat-obat apa yang paling beda harganya antara Indonesia dan Malaysia. Dapatkan list-nya, kita bikin transparan,” cetusnya dalam video yang menjadi bagian dari Rakerkesnas 2023 itu.

Menkes juga menyebut harus mengecek obat-obat yang ada di Singapura tetapi tak ada di Indonesia.

“Kita juga bisa bandingin tuh, obat-obat apa yang kemudian di Singapur ada, di Indonesia gak ada. Ngomong sama Persatuan Ahli Kanker Indonesia, Persatuan Ahli Jantung Indonesia, list tuh, obat-obat apa sih yang mahal,” lanjutnya.

Soal transparansi harga obat ini, Menkes Budi menyebut tatarannya kembali ke masyarakat, bukan ke para elit. Harus diperhatikan obat apa yang dianggap mahal oleh masyarakat.

“Balik lagi tatarannya ke masyarakat. Apa sih yang masyarakat keluhkan? Jangan ngomongnya di tataran elit.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Dalam Islam, Kunci Pengobatan adalah Ikhlas dan Sabar

Ia menyebut, harus ada transparansi alasan harga suatu obat mahal di Indonesia. “Oke kita cari yang mahal itu apa? Dapetin mana obatnya, belinya di mana dia, kok bisa mahal di Indonesia, kenapa? Nanti kita bikin transparan,” katanya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO