Dalam negeri, Indonesia punya sederet penulis kondang yang terbilang senior dalam dunia penulisan, salah satunya penulis novel, Tere Liye, yang aktif mulai 2005 dengan novel “Hafalan Sholat Delisa”.
Total telah menulis lebih dari lima puluh buku, termasuk serial maupun nonserial, Tere Liye yang bernama lahir Darwis ini tak pernah luput dari pembicaraan para penggemar novel di Indonesia.
Pria kelahiran Lahat, 21 mei 1979, Tere Liye alias Darwis ini merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara, dari pasangan Pasai dan Nursam yang berprofesi sebagai petani.
Tere Liye memulai pendidikannya di bangku Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kikim Timur dan melanjutkannya di SMP Negeri 2 Kikim. Ia mengenyam bangku SMA Negeri 9 Bandar Lampung setelahnya dan melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Lahirnya Penulis Legendaris Pramoedya Ananta Toer
Dalam kehidupan menulisnya, Tere Liye dikenal dengan cara yang berbeda dengan kehidupan pribadinya. Hal ini dikarenakan Darwis merupakan penulis yang tak banyak mengumbar kehidupan pribadi dan membiarkan para pembaca mengenalnya sebagai seorang penulis ‘Tere Liye’.
Kecakapannya menulis karya prosa juga diseimbangi dengan hobinya menulis yang membuat Tere Liye dapat menghasilkan hingga puluhan novel yang menggugah perasaan pembacanya. Menariknya, semua hobi yang menghasilkan itu dilakukannya meski merupakan seorang akuntan.
Nama ‘Tere Liye’ digunakan Darwis sebagai nama pena, berangkat dari sebuah lagu India yang dinyanyikan duet penyanyi terkenal, Lata Mangeshkar dan Roop Kumar Rathod. Menurut laman Gramedia, lagu itu diketahui Darwis bersamaan dengan film Veer-Zaara yang dibintangi Shah Rukh Khan.
Baca Juga: Penulis Senior Sebut NasDem Bakal Nyesel Gegara Milih Anies: Surya Paloh Kena Prank
Tere Liye disebut laman Gramedia sebagai penulis serba bisa yang dibuktikan lewat deretan karya novelnya yang terdiri atas berbagai genre, salah satunya genre action seperti novel “Negeri Para Bedebah” dan “Negeri di Ujung Tanduk”.
Saking kondangnya, Tere Liye juga mengantongi beberapa penghargaan dalam bidang kepenulisan, seperti penghargaan IKAPI Award kategori Penulis Tahun Ini pada 2016 dan Penghargaan Islamic Book Award kategori Buku Islami Terbaik Fiksi Dewasa yang dimenanginya untuk buku “Rindu” dan “Tentang Kamu”.
Baca Juga: KH Ahmad Zahro Ceritakan Imam Bukhari yang Takut Menyentuh Buku Hadis
Di samping terkenal karena karya-karyanya, sosok Tere Liye rupanya juga tak terlepas dari kritik terhadap beberapa kontroversinya. Misalnya, caranya menyikapi pertanyaan pembaca dan komentarnya terkait kemerdekaan Indonesia.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO