Menu


Kenapa Sa'i Harus Dilakukan 7 Kali? Berawal dari Kisah Siti Hajar

Kenapa Sa'i Harus Dilakukan 7 Kali? Berawal dari Kisah Siti Hajar

Kredit Foto: Pexels/Yasir Gürbüz

Konten Jatim, Depok -

Sa’i adalah salah satu rukun haji atau umrah, di mana para jemaah diminta untuk berlari-lari kecil dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah dan sebaliknya.

Kegiatan sa’i ini dilakukan sebanyak 7 kali bolak-balik dari satu bukit ke bukit lainnya. Apa alasan sa’i harus dilakukan 7 kali? Menyadur Republika pada Rabu (22/2/2023), jemaah diminta menjalankan rukun ini sebanyak 7 kali untuk meniru Siti Hajar.

Baca Juga: Apa Itu Sa’i dalam Haji Dan Umrah? Simak Penjelasan Dan Tata Caranya

Perlu diketahui kalau Siti Hajar adalah istri dari Nabi Ibrahim A.S. dan ibu kandung dari Nabi Ismail A.S. Kisah sa’i ini bermula ketika Siti Hajar mencari air untuk sang bayi yang belum lama lahir. Perjalanannya dimulai dari Bukit Shafa.

Sambil menggendong Nabi Ismail A.S., Siti Hajar berlari-lari kecil dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah demi menemukan air untuk anaknya. Kegiatan ini berlangsung selama 7 kali, sebelum akhirnya Siti Hajar berhasil mendapatkan air tersebut.

Baca Juga: Nasihat Gus Baha Saat Sedang Haji atau Umroh

Siti Hajar berhasil menemukan sumber air di Bukit Marwah. Dirinya senang bukan kepalang karena usahanya membuahkan hasil. Kini, air yang diambil dari sumber air di Bukit Marwah ini dikenal dengan sebutan “air zam zam” yang disinyalir punya banyak khasiat.

Jadi, kegiatan sa’i di sini salah satunya bertujuan untuk mengenang perbuatan Siti Hajar. Sebagai informasi, saat ini ada lorong yang menjadi penghubung antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah, yang dipakai jemaah untuk melakukan sa’i.

Mereka tidak lagi perlu merasakan terik matahari dan gersangnya padang gurun yang dialami Siti Hajar kala mencari air untuk Nabi Ismail A.S. Dengan demikian, mereka bisa semakin terinspirasi dan termotivasi untuk beribadah kepada Allah SWT.

Baca Juga: Apa Itu Umrah? Berikut Pengertian Beserta Kewajiban Pelaksanaannya

Beberapa makna yang bisa dipetik dari kegiatan sa’i ini adalah keuletan Siti Hajar sebagai orang tua untuk melakukan segalanya demi anak, serta bukti bahwa Allah SWT akan selalu memberikan hasil terbaik bagi mereka yang sudah berusaha dengan maksimal.

Dengan makna di atas, diharapkan para Muslim yang sedang mengikuti rangkaian haji atau umrah bisa mendapatkan hidayah kala menjalankan rukun sa’i, terlebih setelah mendengar kisah Siti Hajar.

Baca Juga: Ibadah Haji Wajib Hukumnya, Bagaimana Rukun-Rukunnya?