Pendakwah dan praktisi pengobatan sunnah, dr. Zaidul Akbar menyebut bahwa kunci pengobatan dalam Islam sebenarnya adalah dari kalbu sendiri, yakni ikhlas dan sabar.
Menurutnya, apabila ditimpa penyakit, tak perlu memikirkan perihal obat herbal dahulu, apabila hatinya masih belum bersih, dalam artian hatinya masih menyimpan dendam atau emosi pada orang lain.
"Sepanjang ini (hati) nggak dibenerin, nggak usah mikir herbal apa pun. Maka dalam Islam, kunci pengobatan atau kunci dari semua masalah kehidupan kita itu apa? Ikhlas, sabar," ujarnya dalam kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip Konten Jatim pada Selasa (21/2/2023).
Ia menyebut bahwa penyakit ganas seperti tumor dan kanker banyak berkaitan dengan emosi itu sendiri, yakni hasad (iri hati) dan dendam.
"Semua kanker atau tumor itu biasanya kaitannya sama hasad, dendam, atau kalau ada beberapa jenis tumor tertentu yang sifatnya lain tempat (yang jarang), itu biasanya kaitannya dengan hal lain," ucapnya.
Ia lantas membagikan dua kisah orang yang masing-masing terkena penyakit kista di otak, serta yang satunya punya benjolan di leher.
Dalam ceritanya, ada seorang marbot masjid yang berkonsultasi dengannya mengenai kondisi penyakitnya. Pria tersebut diketahui punya kista di otak.
Setelah dikulik oleh dr. Zaidul dan ditanya apakah ada masalah dengan keluarganya perihal hal-hal yang prinsipil, sang pria kemudian tampak ingin menangis.
Ternyata, dari ceritanya, sang marbot masjid itu sudah 10 tahun tinggal di rumah mertua, dan kerap kali beradu mulut. Tak hanya itu, dia juga kerap mengingatkan mertuanya untuk salat, tetapi kerap dicounter balik dengan bantahan. Hal inilah yang dimaknai punya perbedaan prinsip.
"Jadi itu 10 tahun tinggal di rumah mertua dan mertuanya tuh hampir saban hari berantem. Itu yang pertama. Yang kedua, mertuanya nggak salat, setiap dia ngingatin itu ke mertuanya langsung dicounter balik, lemparan lagi kan. Prinsip kan, apalagi prinsipnya hubungannya sama agama," terangnya.
Cerita lain, adalah seorang ibu-ibu yang mengeluhkan ada benjolan di leher, namun ketika ditelisik, dia memang punya emosi yang mengganjal ke keluarganya. Sang ibu diketahui tinggal di rumah anaknya, yang padahal dia tak ingin tinggal di sana.
"Jadi ternyata ibu ini kisahnya apa coba sampai akhirnya jadi masalah di situ (leher) tuh. Emosi lagi ya kan. Ternyata dia tinggal di rumah anak yang dia nggak pengen tinggal di situ," paparnya.
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Sepanjang Hatinya Tidak Diperbaiki, Gak Usah Mikir Herbal Apapun
Maka dari kedua cerita di atas, dr. Zaidul menekankan pentingnya mengelola emosi.