Menu


Kala Pierre Tendean Hampir Tolak Jadi Ajudan Jenderal Nasution demi Keluarga

Kala Pierre Tendean Hampir Tolak Jadi Ajudan Jenderal Nasution demi Keluarga

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Depok -

Sosok Pahlawan Revolusi, Pierre Tendean dikenal amat dekat dengan keluarganya. Menyadur beberapa sumber berbeda pada Selasa (21/2/2023), kedekatannya dengan keluarga berawal dari ketidak inginan orang tuanya untuk terjun ke militer.

Ayah dan ibunya meminta Pierre Tendean kecil untuk menjadi insinyur layaknya sang ayah. Namun, pada akhirnya mereka merestui keinginan Pierre Tendean untuk menjadi tentara.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Lahirnya Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Gagah Dan Berani

Pierre Tendean sempat menjalankan sejumlah operasi penting macam penumpasan pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera dan Operasi Dwikora di Malaysia. Saat itu, sudah pasti dirinya harus pergi jauh dari orang tuanya.

Sang ibu, Maria Elizabeth Cornet, sudah pasti khawatir dengan keselamatan sang anak. Meskipun demikian, Pierre Tendean berhasil membuktikan kalau dirinya adalah prajurit kapabel yang mampu menunaikan tugas dengan baik dan selamat.

Baca Juga: Sejumlah Jasa Soeharto Selama Menjabat Sebagai Presiden Indonesia

Namun, pasca Operasi Dwikora, nama Pierre Tendean justru menjadi incaran para petinggi TNI karena kegemilangannya. Banyak dari mereka yang menginginkan jasanya untuk membantu mengerjakan tugas-tugas administrasi.

Salah satunya adalah Jenderal Besar Abdul Haris (A.H.) Nasution, yang kagum dengan kepiawaian Pierre Tendean. Dirinya ingin sosok yang saat itu berpangkat Letnan Dua ini menjadi ajudannya. Tentu saja Pierre Tendean juga ingin bekerja langsung di bawah arahan sang sosok penting dalam tubuh TNI tersebut.

Namun, Pierre Tendean harus siap untuk ditugaskan di Jakarta. Dengan demikian, dirinya harus rela pergi jauh dari keluarganya yang saat itu tinggal di Semarang. Sang keluarga sendiri sempat tidak ingin Pierre Tendean menjadi ajudan Jenderal Besar Nasution.

Baca Juga: Kenapa Masyarakat Menganggap Zaman Soeharto Lebih Enak? Apakah Benar Demikian?

Selain ibunya, sang kakak, Mitzi Tendean, berusaha membujuk Pierre Tendean untuk tidak menjadi ajudan dan tinggal di Jakarta. Pada akhirnya, pria kelahiran 21 Februari 1939 ini menemukan jalan tengah, di mana dirinya berjanji untuk bekerja sebagai ajudan hanya setahun, dan akan kembali ke keluarganya setelah selesai.

Lagi-lagi keluarganya akhirnya merestui kiprah Pierre Tendean. Pada April 1965, Pierre Tendean resmi bekerja di bawah arahan Jenderal Besar Nasution. Sang keluarga, meskipun khawatir, tetap senang dengan fakta anak laki-laki mereka bekerja di bawah arahan sosok penting.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Wafatnya Soeharto, Presiden Terlama di Indonesia

Sayangnya, belum sampai setahun, Pierre Tendean menjadi korban keganasan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang melakukan Gerakan 30 September, dikenal dengan G30S PKI, dan tewas sebelum bisa kembali ke keluarganya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024