Menu


Sejarah Hari Ini: Lahirnya Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Gagah Dan Berani

Sejarah Hari Ini: Lahirnya Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Gagah Dan Berani

Kredit Foto: Pinterest

Konten Jatim, Depok -

Tanggal 21 Februari merupakan tanggal bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Sejarah hari ini, pada 21 Februari 1939, lahirlah seorang pemuda yang nantinya akan menjadi Pahlawan Revolusi Indonesia. Sosok tersebut tidak lain adalah Pierre Tendean.

Menyadur beberapa sumber berbeda pada Selasa (21/2/2023), Pierre Tendean merupakan pria asli Jakarta, atau dahulu masih memiliki nama Batavia. Pria dengan nama lengkap Pierre Andries Tendean ini memiliki keturunan Belanda dalam darahnya.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Tragedi Sinila Dieng Yang Tewaskan 149 Jiwa

Sang ibu, Maria Elizabeth Cornet, adalah wanita asal Belanda dengan darah Perancis. Sementara ayahnya, Aurelius Lammert Tendean, adalah pria berdarah Minahasa. Keduanya menikah dan dikaruniai 3 orang anak. Pierre Tendean adalah anak kedua dari 3 bersaudara.

Pierre Tendean kecil mendambakan kehidupan sebagai seorang perwira militer. Meskipun awalnya mendapat penolakan orang tuanya, yang mana mereka ingin anaknya untuk menjadi insinyur, pada akhirnya Pierre Tendean mendapat restu untuk terjun ke militer.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Lahirnya Martha Christina Tiahahu, Pahlawan Wanita Pembela Tanah Maluku

Dirinya lulus dari akademi militer (Akmil) tahun 1961 dengan pangkat Letnan Dua. Selama menjadi tentara, Pierre Tendean beberapa kali mengikuti beberapa operasi penting seperti penumpasan pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera dan Operasi Dwikora di Malaysia.

Kecemerlangan Pierre Tendean membuatnya dilirik oleh sejumlah petinggi TNI untuk dijadikan ajudan. Pada akhirnya, Pierre Tendean bekerja langsung di bawah arahan Jenderal Besar Abdul Harris (A.H.) Nasution.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Merayakan Hari Kanker Anak Sedunia

Terhitung mulai dari April 1965 Pierre resmi menjadi ajudan dari sosok yang sempat menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan. Awalnya dirinya sempat mendapat penolakan dari keluarganya untuk bekerja di bawah sang Jenderal Besar, karena harus pindah ke Jakarta.

Keluarga Pierre Tendean, yang saat itu tinggal di Semarang, merasa khawatir akan keselamatan sang anak. Pada akhirnya, Pierre Tendean berjanji untuk menjadi ajudan selama setahun dan akan kembali ke keluarganya setelah menunaikan tugas.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Diresmikannya Hari Pers Nasional

Dengan demikian, Pierre Tendean akhirnya mengalami kenaikan pangkat dari Letnan Dua menjadi Letnan Satu untuk mengakomodir kebutuhannya sebagai ajudan. Semula, pekerjaan Pierre Tendean di bawah A.H. Nasution berjalan dengan lancar.

Namun, 30 September 1965, Gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) atau G30S PKI mengubah nasibnya. Tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Pierre Tendean menjadi korban penembakan oleh seorang PKI karena dikira merupakan A.H. Nasution, yang menjadi target awal mereka.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Berdirinya Kota Pasuruan, Kota Pelabuhan yang Ramai Buat Pedagang

Jasadnya dibuang ke wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur, bersama dengan 6 pahlawan revolusi lainnya. Sosok Pierre Tendean lah yang menyelamatkan A.H. Nasution dari kebengisan PKI di masa itu.

Pada saat itu, usia Pierre Tendean masih berusia 26 tahun.Dirinya juga baru mengabdi di TNI selama 3 tahun sebelum jadi ajudan. Namun, keberanian dan pengorbanannya membuat dirinya diabadikan menjadi Pahlawan Revolusi. Pierre Tendean juga mengalami kenaikan pangkat menjadi kapten.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Lahirnya Monopoli, Permainan yang Sindir Tuan Tanah

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO