Ustadz Adi Hidayat mengajak kita untuk selalu berikhtiar setiap kali mengalami musibah, termasuk saat sakit. Dia mengatakan, tugas kita sebagai hamba Allah SWT hanyalah merencanakan dan beroda.
UAH pun mengungkap dua cara ikhtiar, yaitu ijtihad dan mujahadah. Ijtihad merupakan kesungguhan dalam merencanakan sesuatu.
Baca Juga: Bacaan Surat Al-Qur’an Untuk Menyembuhkan Penyakit, Saran dari Ustadz Adi Hidayat
"Kesungguhan merencanakan disebut dengan ijtihad. Ikhtiar, rencanakan, pilih dokter yang baik untuk penyakit ini dengan budget yang Allah kirimkan. Jangan merasa kurang karena Anda kembalikan kepada Allah, maka Allah tak ada batas untuk rezekinya. Minta," kata sang ustaz.
"Kadang-kadang rezeki yang datang tiba-tiba bukan dari kerja keras Anda. Bisa jadi Anda memohon dengan khusyu kepada Allah SWT," pungkasnya.
Berbeda dengan ijtihad, mujahadah artinya memerangi perasaan-perasaan yang tidak tepat dalam diri kita. UAH menyebut mujahadah adalah proses yang paling berat saat kita berikhtiar.
"Lalu ada mujahadah, ini yang paling berat. Mujahadah artinya memerangi perasaan-perasaan yang tidak tepat dalam diri kita," terangnya.
"Kadang-kadang ada orang yang sudah berobat kemana-mana, mendatangi dokter terbaik tapi gak sembuh. Karena yang Allah tuntut dari penyakitnya adalah kedekatan dengan Dia."
Baca Juga: Ikhtiar Semampunya atau Semaunya? Ini Jawaban Ustadz Adi Hidayat
Ijtihad dan mujahadah sebaiknya diiringi dengan memperbanyak taubat kepada Allah SWT. Karena boleh jadi, Anda diwafatkan oleh Allah dalam keadaan sakit.
"Atau jangan-jangan Anda diwafatkan oleh Allah SWT dalam keadaan belum sembuh. Bisa jadi Allah ingin Anda bebas dari penyakit hati Anda. Karena dengan istigfar, dosa diampuni. Karena sakit, tak bisa berbuat maksiat. Kembali kepada Allah dalam keadaan yang terbaik."