Di Pulau Madura, selain dikenal akan kuliner sate dan bebeknya, ada pula hidangan khas Bangkalan, Nasi Serpang, yang asyik untuk dicicipi. Adapun, kuliner yang satu ini memasukkan semua unsur yang ada di Pulau Madura.
Cita rasanya yang khas membuat nasi ini tergolong unik. Belum lagi, berbagai isiannya yang berupa lauk pauk berupa pepes ikan tongkol, kerang masak sambal goreng, soun bumbu kecap, telur asin masir, sambal terasi, dan kerupuk bumbu rujak.
Belum lagi, nasi serpang ini juga dilengkapi dengan dendeng daging sapi Madura dan kripik paru. Jadi, makanan yang satu ini seolah tengah mengajak para penikmatnya untuk berplesir ke pedalaman lewat simbol-simbol dari lauk pauknya.
Baca Juga: Resep Sate Madura Legit Manis Menu yang Dibawa Penguasa, Perhatikan Penyajian Ini!
Nasi serpang juga memiliki keunikan tersendiri, yakni dari lauk pauknya yang mencakup proses pendinginan nasi khusus yang menjadi ciri khas kuliner Madura, yag menghasilkan cita rasa pulen.
Tak cuma itu, tekstur sambal terasi yang kasar mirip petis itu pun menjadikan nasi serpang terkesan berbeda dari makanan lainnya.
Soal penyajian, nasi yangs atu ini biasanya dibungkus dengan kertas nasi bungkus dan dilengkapi daun pisang di dalamnya. Penjualannya pun sederhana, memanfaatkan sejenis lapak kecil di pinggir, lalu dilengkapi tenda atau payung.
Seperti yang kita tahu, setiap daerah tentunya memiliki masakan andalan untuk dinikmati. Nasi serpang ini, disebut KSM Tour sebagai andalan untuk sarapan di Bangkalan, Madura, selain soto dan satenya.
Salah satu penjual nasi serpang yang sering tampak adalah penjual di Jalan Panglima Sudirman. Di sisi lain, ada pula penjual lain yang biasanya menjajakan nasi serpangnya mulai pukul 6 hingga 8 pagi.
Baca Juga: 2 Macam Asal-Usul Sate Madura, dari Favorit Pendekar Ponorogo sampai Dibawa Pedagang Jalanan
Satu porsi nasi serpangnya hanya dibanderol seharga Rp15 ribu rupiah, cukup murah untuk menikmati pagi yang nikmat dengan kuliner khas.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO