Pengamat Politik Refly Harun memberikan tanggapan mengenai pernyataan Ketua Relawan Ganjar Pranowo (GP) Mania Immanuel Ebenezer terkait pembubaran relawannya.
Seperti diketahui, Immanuel Ebenezer alias Noel menyatakan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan sosok yang penuh kepalsuan.
Menurut Refly, Noel bisa berbicara seperti itu karena Ketua Jokowi Mania (Joman) itu tengah tak suka dengan sosok Ganjar saat ini.
“Biasanya orang kalau enggak setuju kelemahannya langsung terungkap, tapi kalau setuju semua kelemahan jadi kelebihan,” ujar Refly dikutip KontenJatim dari kanal YouTube-nya pada Rabu (15/02/2023).
Refly mengatakan, pernyataan Noel kepada Ganjar bisa terjadi kepada pendukung siapa pun, baik kepada pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maupun pendukung tokoh lainnya.
“Menurut saya berlaku juga untuk pendukung Anies sekali pun. Kalau Anda lagi demen, maka apa pun baik, tapi kalau lagi enggak suka, maka apa pun buruk,” jelas Refly.
Sementara itu, Noel sempat mengakui bahwa ia telah keliru telah mendukung sosok Ganjar sebelumnya hingga membuat kelompok relawan guna mendukung Gubernur Jawa Tengah itu.
Pasalnya, ia berharap bahwa Ganjar merupakan sosok yang tepat untuk menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, ternyata sosok Ganjar terlihat penuh kepalsuan.
“Narasi yang kita bangun selama ini seakan-akan dia (Ganjar) sosok pengganti Jokowi, itu jauh sekali. Presiden Jokowi itu pemimpin yang hadir di tengah-tengah rakyat bukan dasar kepalsuan, tapi oleh sebab kejujuran,” ungkapnya melalui kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Rabu (8/2/2023).
Baca Juga: Pasangan Ganjar-Erick Disebut Bisa Teruskan Kesuksesan Jokowi-Ma'ruf
Namun, setelah beberapa waktu memutuskan untuk mendukung Ganjar, sosok itu justru tak memperlihatkan gagasan apa pun.
“Yah, karena minim gagasan, apa gagasan tidak ada. Kemudian Ganjar sosok yang tidak punya nyali, tidak ada keberanian. Kita butuh pemimpin yang punya nyali dalam keberpihakan,” imbuh Noel.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan