Menu


Fakta dan Sejarah Brem, Camilan Asal Madiun yang Bikin Lidah ‘Semriwing’

Fakta dan Sejarah Brem, Camilan Asal Madiun yang Bikin Lidah ‘Semriwing’

Kredit Foto: Instagram/omahbrem

Konten Jatim, Jakarta -

Siapa yang tak tahu brem, makanan khas Madiun dan Wonogiri yang unik dan punya sensasi khas saat dimakan? Brem ialah sari ketan yang dimasak dan dikeringkan, menjadi hasil fermentasi ketan hitam yang hanya diambil sarinya.

Makanan ini dibuat dengan diendapkan dalam sehari semalam. Ketika dimakan, sensasi yang muncul saat brem masuk ke mulut ialah rasa ‘semriwing’ dan ia langsung mencair dan hilang.

Paling populer, brem dikenal dengan bentuk makanan berbentuk kotak.

Baca Juga: Ayam Lodho Tulungagung Supergurih, Kuliner Pedas yang Cocok untuk Hari Raya

Pertama kali dikenal, brem ialah makanan tradisional khas dari Kecamatan Caruban, Kabupaten Madiun, dan asalnya dari dua desa penghasil, yakni Bancong dan Kaliabu. Makanan yang satu ini dikemas dengan bentuk lempengan agak kekuningan.

Rata-rata, ukurannya kurang lebih sekitar 15x5 cm dengan tebal setengah senti. 

Brem di masa ini dikemas dengan bentuk kecil seukuran permen demi pemasaran yang lebih maksimal. Pasalnya, ukuran tersebut membuat makanan ini mudah dikantongi.

Baca Juga: Resep Bebek Sinjay Buat yang Bosan Kulineran, Mudah!

Pada tahun 80-an, makanan yang satu ini mulai dijual dalam bentuk kecil oleh para pedagang di sekitar stasiun-stasiun di daerah Jawa Timur.

Tak cuma dari Madiun, brem juga ada yang berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah. Bentuknya lempeng, tetapi bundar dengan rata-rata diameter 5 cm dan ketebalan 0,3 cm. 

Saat ini, brem diproduksi dengan berbagai varian rasa, seperti buah, cokelat, dan lain sebagainya. Jadi, wisatawan atau masyarakat bisa makin menyukai makanan yang unik ini karena variasinya.

Baca Juga: Asal-Usul dan 4 Rekomendasi Kuliner Bebek Sinjay Madura di Surabaya, Cicipi Bumbu Khususnya

Uniknya, brem juga punya kandungan alkohol, yang tak banyak orang tahu. Meski begitu, alkohol di dalamnya masih dalam kadar aman dan halal dikonsumsi alias tak memabukkan.

Terlebih lagi, belum ada fatwa ulama di Indonesia yang mengharamkan brem. Hal ini didukung pula dengan kadar alkohol pada brem yang berbeda dengan dalam minuman keras.

Baca Juga: 5 Kuliner Tahu Campur di Surabaya, Yakin Bisa Milih?

Proses pembuatan brem ibarat pembuatan cuka, terjadi perubahan kimiawi secara terus menerus selama dibuat sehingga makanan ini menjadi padat. Tak heran jika kandungan alkoholnya pun hanya sekitar satu persen saja.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan