Menu


Ketum PBB Mengatakan Muslim dan Nasionalis Harus Bersatu, Kader Demokrat: Apakah Itu Masih Penting? 

Ketum PBB Mengatakan Muslim dan Nasionalis Harus Bersatu, Kader Demokrat: Apakah Itu Masih Penting? 

Kredit Foto: Partai Demokrat

Konten Jatim, Jakarta -

Kader Demokrat Benny K. Harman menanggapi pernyataan Yusril Ihza Mahendra tentang stabilitas politik nasional. 

Politisi yang saat ini menjabat anggota Komisi II DPR RI itu, menyoal gagasan Yusril Ihza Mahendra yang menyebut Golongan Islam dan Nasionalis mesti bersatu untuk jaga stabilitas politik nasional.

Baca Juga: Bamsoet Menyambut Baik Karir Politik Yusril Ihza Mahendra  

Benny menanyakan, apakah pernyataan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu masih relevan digunakan saat ini.

“Yth Prof Yusril.Luar biasa pandangannya. Namun mengenai ini, masih relevan kah di zaman ini kita menggolongkan masyarakat politik ke dalam dua kekuatan, kekuatan nasionalis dan Golongan Islam?” ungkapnya, dikutip fajar.co.id dari cuitannya di Twitter, Minggu (12/2/2023).

Lebih lanjut, Benny mempertanyakan, soal klasifikasi golongan politik dimaksud Yusril. Pasalnya, ia mengira istilah itu telah diakhiri, beriring dengan tumbangnya orde baru.

“Bukankah kita sudah mengakhirinya ketika reformasi mulai 1999 saat amandemen konstitusi?” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra menyampaikan betapa pentingnya stabilitas politik nasional untuk Indonesia.

Baca Juga: Makin 'Nempel' dengan PDIP, PBB Sodorkan Duet Puan-Yusril

Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang majemuk, hanya bisa mempertahankan keutuhan bangsa dan negara ketika stabilitas politik nasional terjaga.

“Stabilitas nasional itu juga merupakan syarat utama untuk melakukan pembangunan ekonomi, menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk kepentingan rakyat,” ungkapnya, dikutip fajar.co.id dari cuitannya di Twitter, Minggu (12/2/2023).

Eks Menteri Sekretaris Negara ini menuturkan, kunci dari stabilitas politik itu, yakni ketika Golongan Nasionalis dan Golongan Islam bisa bersatu.

“Stabilitas politik itu hanya akan tercipta jika dua kekuatan politik nasional bersatu dan bekerjasama dengan erat, yakni Golongan Nasionalis dan Golongan Islam,” tuturnya.

“Tidak mungkin hanya yang satu berkuasa, yang lain dipinggirkan. Sampai kapanpun, dua golongan ini tetap ada,” jelasnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.