Menu


dr. Zaidul Akbar: Hidup Tak Indah Jika Lurus-lurus Saja, Makanya Allah Beri Ujian

dr. Zaidul Akbar: Hidup Tak Indah Jika Lurus-lurus Saja, Makanya Allah Beri Ujian

Kredit Foto: YouTube/dr. Zaidul Akbar Official

Konten Jatim, Jakarta -

Pendakwah, dr. Zaidul Akbar menyebut bahwa Allah SWT memberi manusia ujian dan masalah, yakni agar mereka dapat meningkatkan level keimanannya.

"Bagaimana caranya Allah meningkatkan iman seseorang? Caranya gimana? Dengan ujian," ujarnya dalam kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip Konten Jatim pada Jumat (10/2/2023).

Menurutnya, manusia yang menjalani hidup datar-datar dan tak ada lika-likunya, itu tidak menarik, maka dari itu, Allah memberi ujian kepada manusia.

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Allah Menguji Iman dengan Cara Memberi Ujian

"Jadi percayalah ke saya, hidup kita kalau nggak ada lika-likunya, datar aja nggak seru. Serius," lanjutnya.

"Istri nggak rewel, suami nggak bawel, nggak seru beneran. Kalau gitu-gitu aja hidup, apa indahnya hidup? Datar aja, makanya Allah kasih kan (ujian)," tambahnya.

Lebih lanjut dr. Zaidul Akbar menuturkan, Allah memberi ujian pada manusia itu berbeda-beda.

"Ada orang yang ujiannya dari mulai dia punya kacamata sampai dia sudah berusia sekian puluh tahun itu lupa terus kacamatanya di mana, ada orang kayak begitu. Ujian buat dia gitu, ada loh," ungkapnya.

"Jadi imanitas itu Allah uji dengan cara ujian," paparnya.

Dengan mengutip hadis, dr. Zaidul lantas menyebut bahwa urusan orang mukmin itu menakjubkan.

Apabila mendapat kesenangan, mereka bersyukur, sementara ketika ditimpakan musibah, mereka akan bersabar.

Baca Juga: Bagaimana Caranya Allah Mengetes Iman Seseorang? Ini Penjelasan dr. Zaidul Akbar

"Maka itu sebabnya kata Nabi SAW, dikatakan, urusan mukmin itu kan mengagumkan, kata nabi. Dapat nikmat dia syukur, dapat ujian dia sabar," tandasnya.

Berikut hadisnya.

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya." (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu 'anhu).