Pengamat Politik Refly Harun mengatakan bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Uno merupakan salah satu nama yang memiliki elektabilitas tinggi.
Jika berbicara tentang Sandiaga, kata Refly masyarakat Indonesia suah mengaitkannya dengan Pilpres 2024 mendatang.
"Kalau kita bicara tentang bung Sandi ya, orang gak mungkin gak mengaitkan dengan dengan 2024," ucap Rafly Harun di kanal YouTubenya, Rabu 6 Juli 2022.
Hal ini juga sudah ditanyakan Refly Harun kepada Rocky Gerung yang juga merupakan rekan sesama pengamat, terkait siapa Capres 2024 yang akan melaju.
"Saya sudah mencecar Rocky Gerung, dia menyebut dua nama yang disebut serius adalah Anies Sandi kemudian AYH, bahkan ia mengatakan itu sudah ada taglinenya," ujar Refly.
Lalu Refly Harun, bertanya kepada Sandiaga Uno bagaimana persiapannya menyambut 2024 mendatang.
Menurut Sandiaga, politik tidak bisa diatur-atur oleh siapapun, melainkan politik itu mengalir begitu saja.
"Saya melihat begini politik itu gak bisa terlalu kita atur-atur politik itu mengalir saja, yang akan saya lakukan terus ada di tengah masyarakat saya akan fokus memberikan solusi," kata Sandiaga.
Saat ini Sandiaga hanya ingin fokus kedua hal yaitu, membuka lapangan pekerjaan, dan menekan harga bahan pokok.
"Fokusnya dua hal pertama ya, lapangan pekerjaan dan harga-harga bahan pokok," katanya.
Selain itu, Sandiaga mengaku tidak memiliki posisi di partai politik maupun di pemerintahan, namun ia yakin bisa berkontribusi dari mana saja.
"Saya ini kan nggak punya posisi yang strategis di partai, gak punya posisi strategis di pemerintahan tapi saya yakin sebetulnya bahwa kita bisa berkontribusi di mana saja," katanya.
Baca Juga: Wow! Bukan Ganjar, Anies, ataupun Prabowo, Tapi Sosok Ini Diyakini Layak Jadi Capres Tanpa Baliho
Menurut Sandiaga Uno, pada tahun 2024 mendatang akan terjadi perubahan, lantaran banyaknya kaum milenial yang akan berkontribusi.
"Di 2024 demografi kita akan sangat berubah, karena populasi milenial ini akan menembus angka 50 persen. menurut saya akan ada perubahan," tutur Sandiaga.
Perubahan tersebut, kata Sandiaga Uno akan terjadi, pertama pada pemilih, kedua pada isu-isu yang akan dinarasikan capres.
"Saya membayangkan profil pemilih pemilih kita ini akan berubah dibandingkan yang lalu. Kedua isu-isu yang selama ini mendominasi setiap Pilgub Pilwalikota Pilpres akan berubah total dimana narasi-narasi ini akan dibawa oleh yang baru," ucapnya.
Ia juga berkaca pada masa lalu, bahwa pada Pilpres 2019 lalu, saat itu ia diminta secara mendadak oleh Probowo Subianto untuk mendampinginya.
"Seminggu saat diminta Pak Prabowo itu, saya lagi di Moskow terus saya lagi jalanin Pemprov DKI waktu itu,. Tiba-tiba ada telepon, pak Prabowo minta balik, begitu balik langsung diminta ke kantor negara," katanya.
Begitu juga dengan Pilgub DKI Jakarta, saat itu dirinya merupakan calon Gubernur bukan wakil Gubernur.
"Waktu Pilgub DKI saya dicalonkan sebagai Gubernur sampai titik terakhir, sampai hari kamis adalah pendaftaran tapi akhirnya politik itu cair," jelasnya.
Menurutnya, untuk dapat menawarkan perubahan di Ibu Kota, tentu butuh sosok nasional dan terpilihlah Anies Baswedan sebagai calon Gubernur.
"Saya mengambil keputusannya, bahwa untuk bisa menawarkan berubahan di Jakarta kita butuh tokoh nasional ikut meramaikan, akhirnya saya melobi-lobi partai lain akhirnya saya terima pak Anies," tutur Sandiaga.
Diketahui, pada Pilkada DKI 2017 pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bukan lagi menang Pilkada berdasarkan hasil quick count beberapa lembaga survei.
Berdasarkan itu, pasangan Anies dan Sandiaga pun resmi menang dan tinggal menunggu penetapan dari KPU DKI.
Sementara itu, pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat memperoleh 42,04 persen suara. []
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO