Menu


Kredo Mujassimah yang Yakin Allah Punya Jasad, Bagaimana Bisa Muncul di Bidang Tauhid?

Kredo Mujassimah yang Yakin Allah Punya Jasad, Bagaimana Bisa Muncul di Bidang Tauhid?

Kredit Foto: Laduni/Istimewa

Konten Jatim, Jakarta -

Mujassimah atau musyabbibah ialah salah satu mazhab dalam Islam yang tak boleh diyakini karena mengimani bahwa Allah mempunya jasad atau jism. Orang-orang dengan paham mujassimah menyerupakan Allah dengan makhluk dalam penetapan sifat-sifat Allah. 

Adapun dalam kredo mujassimah, Hidayatuna menyebut semua yang wujud ialah jisim dan tak ada wujud di balik jisim. Kredo ini termasuk kredo filsafat materialisme atau ateisme.

Berikut deretannya:

Anggota badan manusia, hewan dan segala yang berukuran besar. (Ibnu Mandhur 711 H)

Baca Juga: Dalil Qada dan Qadar dalam Al-Qur’an sebagai Rukun Iman ke-6

الجسم : جماعة البدن أو الأعضاء من الناس والإبل والدواب وغيرهم من الأنواع العظيمة الخلق (أبن منظور – لسان

العرب 99/12)

Badan atau semisal itu yang berukuran besar. (Ibnu Taymiyah 728 H)

فَإِنَّ الْجِسْمَ عِنْدَ أَهْلِ اللُّغَةِ هُوَ الْبَدَنُ، أَوِ الْبَدَنُ وَنَحْوُهُ مِمَّا هُوَ غَلِيظٌ كَثِيفٌ، هَكَذَا نَقَلَهُ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ اللُّغَةِ

وَمِنْهُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ} [سُورَةُ الْمُنَافِقُونَ: 4] وَقَوْلُهُ تَعَالَى: {وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ}

[سُورَةُ الْبَقَرَةِ: 247] (ابن تيمية – منهاج السنة النبوية 2/ 198 )

Sejarah singkat bibit-bibit kaum mujassimah

Mengutip laman Nahdlatul Ulama, telah banyak orang berpaham tasybih alias menyerupakan Allah dengan makhluk atau menyifati-Nya dengan sifat makhluk, sejak dulu. Banyak juga yang berpaham tajsim alias meyakini Allah ialah benda atau punya sifat benda.

Kaum ini disebut bukan Islam meskipun mengaku demikian. Ia hidup jauh dari sumber ilmu keislaman pada saat itu, yakni di Balkh, Khurasan. Dialah Muqatil bin Sulaiman as-Sadusiy (150 H) berkata:

Baca Juga: Apa Itu Tasawuf? Begini Pengertian dan Prinsipnya

"Sesungguhnya Allah adalah benda yang mempunyai anggota-anggota badan, baik kecil atau besar, seperti tangan, kaki, dan kedua mata"

Ada juga Hisyam bin Al Hakam (190 H) yang berkata:

"Allah mempunyai bentuk yang bisa berdiri dan bergerak, sebagaimana makhluk."

Pernyataan-pernyataan ini tak boleh diyakini karena tak benar. 

Setelahnya, muncul Jahm bin Shafwan yang memerangi pemahaman menyimpang kedua tokoh tersebut, tetapi ia juga melakukan kecerobohan dengan tak menetapkan sifat bagi Allah sama sekali.

Baca Juga: Melepaskan Dunia dan Fokus Amalan, Apa Dasar Tasawuf dan Aliran Ilmunya?

Sebab itu, sangat diwajarkan saat setelahnya muncullah seorang imam agung, Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit (w 150 H) sebagai bukti mukjizat Nabi bahwa umat ijabah terjamin akan keselamatannya dari bersepakat dalam kesesatan. Sang imam berkata:

أتانا من المشرق رأيان خبيثان جهم معطل ومقاتل مشبه   

"Telah datang kepada kita kaum Muslimin, dua pendapat tokoh yang sangat buruk, Jahm bin Shafwan yang berpaham ta'thil dan pendapat Muqatil yang berpaham tasybih."   

Dan beliau juga berkata,  

 أفرط جهم في النفي حتى قال إنه ليس بشىء وأفرط مقاتل فى الإثبات حتى جعل الله تعالى مثل خلقه   

"Jahm ceroboh dalam menafikan sifat Allah sehingga ia berpendapat Allah tidak mempunyai sifat yang sempurna yang layak bagi-Nya sekalipun (ta'thil). Dan Muqatil juga ceroboh dalam menetapkan sifat Allah (tidak disertai prinsip tanzih, yakni menyucikan-Nya dari sifat dan keserupaan terhadap makhluk sehingga berpaham tasybih."

Baca Juga: Apa Itu Qalaid? Bentuk ‘Kalung’ Hewan dalam Surah Al-Maidah Ayat 97

Berlawanan dengan mujassimah, ahlussunnah ialah tawassuth alias moderat yakni itsbat, menetapkan sifat Allah yang sempurna yang layak bagi-Nya dan berpedoman pada prinsip tanzih, alias meyakini kemahasucian-Nya dari seluruh keserupaan terhadap makhluk.