Menu


Profil KH Abdul Wahid Hasyim, Tokoh NU Bapak Pendidikan Islam Indonesia

Profil KH Abdul Wahid Hasyim, Tokoh NU Bapak Pendidikan Islam Indonesia

Kredit Foto: Nahdlatul Ulama

Konten Jatim, Depok -

Kiai Haji (KH) Abdul Wahid Hasyim merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang terkenal luas di kalangan masyarakat sebagai sosok nasionalis namun tetap menjunjung tinggi kaidah-kaidah yang berlaku dalam Agama Islam.

Melansir laman resmi NU dan beberapa sumber lain pada Selasa (7/2/2023), KH Abdul Wahid Hasyim lahir di Jombang pada 1 Juni 1914. Ayahnya adalah Muhammad Hasyim Asy'ari, pendiri NU dan pahlawan nasional Indonesia.

Baca Juga: Pemberhentian Hakim Aswanto sebagai Bentuk Intervensi DPR Terhadap Mahkamah Konstitusi

Semasa muda, KH Abdul Wahid Hasyim tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun, dirinya menempuh pendidikan di sejumlah pesantren di Jawa Timur, sebelum akhirnya memutuskan untuk belajar di rumah secara otodidak.

Di usianya yang terbilang belia, yakni 26 tahun, KH Abdul Wahid Hasyim sudah menjadi Ketua Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI). Ini menjadi cikal-bakal masa depannya sebagai salah satu sosok pemimpin karismatik dan berwibawa.

Baca Juga: Profil Aswanto, Hakim MK Yang Diberhentikan Karena Alasan Aneh

Dan di usia tersebut, KH Abdul Wahid Hasyim membuat terobosan di dunia pendidikan Islam. Dirinya meminta pesantren untuk lebih fokus terhadap ilmu yang berkaitan dengan Agama Islam dibandingkan ilmu pengetahuan umum. Kini, pendalaman pendidikan Agama Islam menjadi hal pembeda pesantren dengan sekolah lain.

Sebelum itu, namanya bahkan sudah malang melintang dalam kemerdekaan Indonesia. KH Abdul Wahid Hasyim sudah bergabung dengan BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Saat itu, pemikirannya tentang agama, negara, pendidikan, politik, kemasyarakatan, NU, dan pesantren, merupakan modal penting bagi keberlangsungan kemerdekaan. Adalah KH Abdul Wahid Hasyim, yang mempelopori "Ketuhanan Yang Maha Esa" dalam Pancasila.

Baca Juga: Kenapa Penerima Beasiswa LPDP Tidak Ingin Kembali ke Indonesia?

Gagasan tersebut terbilang penting, karena sebelumnya sila tersebut awalnya bernama "Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya". Indonesia merupakan negara dengan berbagai budaya yang tidak hanya terdiri dari Agama Islam saja, sehingga wajib untuk memasukkan golongan lain ke Pancasila.

Setelah kemerdekaan, KH Abdul Wahid Hasyim sempat menjadi Ketua Umum NU dari 1951 sampai 1954 dan didapuk menjadi Menteri Agama yang saat itu namanya masih berganti-ganti. 

Baca Juga: Apa Itu Beasiswa LPDP? Studi ke Mancanegara Demi Harumkan Negara

Sayangnya, di usianya yang ke-38, KH Abdul Wahid Hasyim sudah lebih dahulu meninggalkan rekan-rekannya baik itu di NU maupun pemerintahan. Pada 19 April 1953, sosok ini tewas dalam kecelakaan mobil di Cimahi.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024