Terpilihnya Firli Bahuri sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023 sempat menuai kontroversi. Pasalnya, Firli diduga pernah melakukan pelanggaran etik saat menjabat sebagai mantan Deputi Penindakan KPK.
Menurut pengamat politik Memet Hakim, Firli ditugaskan sebagai Ketua KPK untuk melakukan tugas khusus, yaitu menjegal siapa pun yang di luar kekuasaan oligarki mencalonkan diri sebagai presiden, termasuk Anies Baswedan.
Baca Juga: Firli Bahuri Dituding Ngotot Penjarakan Anies, Memet Hakim Sebut KPK Sebagai Alat Politik
"Mungkin inilah tugas Firli yang sebenarnya. Jangan sampai ada orang di luar kekuasaan yang nyalon. Kira-kira begitulah," kata Memet di kanal YouTube Saeful Zaman.
Seperti diketahui, Firli Bahuri disebut-sebut tengah berupaya memenjaraka calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan, lewat kasus Formula E.
"Kita melihat Firli Bahuri dalam banyak kesempatan kita saksikan seperti yang ngotot ingin mentersangkakan Anies Baswedan," ujar Saeful Zaman lagi.
Baca Juga: Fitroh Rohcahyanto Mundur dari KPK, Firli Bahuri Kembali Dituding Ngotot Penjarakan Anies
Pernyataan Saeful kemudian disetujui oleh Memet Hakim yang saat itu turut hadir dalam diskusi. Menurut dia, KPK selalu membela kepentingan penguasa sejak bergantinya ketua lembaga antirasuah itu.
"Memang KPK ini sejak ganti ketuanya selalu membela kepentingan penguasa bukan menegakkan ke aliran atau memberantas korupsi dalam arti yang sebenarnya," terang Memet Hakim.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024