Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo menilai, operasi pasar yang dilakukan pemerintah tidak akan efektif menurunkan harga beras. Sebab pendistribusiannya dilakukan di pasar-pasar, tidak langsung kepada masyarakat.
Seperti dikeahui, pemerintah tengah menggelar operasi pasar demi menstabilkan harga beras yang mengalami kenaikan di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Tren Harga Beras dari Tahun ke Tahun: Meningkat Drastis di 2022
"Saya pertanyakan, mekanisme distribusi operasi pasar seperti apa? Kalau operasi pasar itu didrop di pasar-pasar induk atau pasar umum, ya sama saja. Bisa saja diborong oleh pedagang. Habis diborong, terus diumpetin lagi. Ini kan namanya saling memanfaatkan," ujar politikus Partai Golkar ini kepada wartawan, Sabtu (4/2/2023).
Menurut Firman, yang paling penting adalah tata kelolanya. Operasi pasar itu memang niatnya baik, tetapi tidak semuanya dapat berlangsung baik. Operasi pasar itu ibaratnya seperti pemadam kebakaran.
"Sekali tembak hilang, terus muncul lagi. Dan ini tidak akan menyelesaikan masalah. Apalagi dropnya di pasar-pasar," katanya.
Seharusnya, kata Firman, operasi pasar diserahkan langsung kepada warga. "Serahkan langsung ke keluarga miskin yang memang tidak mampu. Kan ada alamatnya. Serahkan kepada pemerintah desa, siapa-siapa yang berhak untuk memanfaatkan beras-beras itu," tegasnya.
Baca Juga: Kenapa Harga Beras Bisa Naik? Simak Alasan Berikut
Ditambahkan Firman, kenaikan harga beras dan sejumlah kebutuhan pangan lainnya, harus diatasi secara menyeluruh dan sesegera mungkin. Apalagi, kita akan memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
"Jadi, tidak cukup memperbaiki tata niaga dan distribusi pangan. Tapi juga mendorong produksi pangan melalui subsidi pupuk murah, penggunaan konversi lahan pertanian dan mendukung eksistensi atau regenerasi petani," pungkasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan