Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno memberi saran pada partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan yakni Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS untuk menyamakan persepsi soal makna perubahan yang mereka usung.
Pasalnya, Adi menilai, ketiganya punya persepsi yang berbeda.
Demokrat dan PKS sebagai partai oposisi pemerintah, punya makna yang berbeda dengan NasDem soal makna perubahan tersebut.
"Menyamakan persepsi soal apa yang disebut dengan poros perubahan karena sampai saat ini kalau melihat kecenderungan PKS dan Demokrat yang dimaknai perubahan itu agak berbeda dengan perubahan versinya NasDem," ujar Adi dalam kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Konten Jatim pada Sabtu (4/2/2023).
Sebab, NasDem menilai bahwa makna perubahan itu tak harus mengganti secara keseluruhan apa yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara, Demokrat dan PKS cenderung melihat bahwa apa yang dilakukan Jokowit itu banyak gagalnya, termasuk soal utang, infrastruktur, dan Ibu Kota Negara (IKN).
"Bagi NasDem, perubahan itu kan tidak harus mengganti secara keseluruhan apa yang sudah dilakukan oleh Jokowi," paparnya.
"Sementara kalau kita melihat Demokrat sama PKS kan cenderung melihat bahwa Jokowi itu tidak sukses memimpin negara ini, sering disebut sebagai utang, infrastruktur ugal-ugalan, IKN itu dianggap gagal dan seterusnya," tambahnya.
Menurut Adi, hal-hal semacam itu penting untuk disatukan dan disamakan perspektifnya, sebab mereka tergabung dalam koalisi yang mengusung makna perubahan itu sendiri.
Baca Juga: Jika Ingin Tetap Solid, Pengamat Sarankan Koalisi Perubahan Antisipasi Hal Ini
"Jadi pada konteks ini sebenarnya pada level kognitif menjadi penting untuk disatukan, selain misalnya deklarasi-deklarasi secara bersama. Saya kira itu yang saya baca," tandasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024