Pengamat politik, Adi Prayitno menyoroti sikap Partai NasDem dan Anies Baswedan yang terkesan ogah-ogahan menyerang kebijakan-kebijakan pemerintah Joko Widodo (Jokowi), meski mereka telah memutuskan membentuk Koalisi Perubahan.
Diketahui, partai besutan Surya Paloh itu telah mengusung Anies, sosok yang disebut-sebut jadi antitesa Jokowi.
NasDem juga telah menjalin koalisi dengan PKS dan Partai Demokrat, dua partai politik (parpol) yang ada di barisan oposisi pemerintah.
Maka dari itu, Adi menilai, sikapnya itu seolah setengah hati.
Padahal, menurutnya, ada banyak hal yang bisa dikritisi dari pemerintah, seperti misalnya proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang ugal-ugalan, infrastruktur, serta utang negara.
"Poros perubahan ini kan tidak menunjukkan jenis kelamin dia sesungguhnya sebagai sebuah poros perubahan," ujarnya di kanal YouTube Total Politik, dikutip Konten Jatim pada Jumat (3/2/2023).
"Jarang saya mendengar Anies Baswedan, jarang mendengar misalnya NasDem itu bicara lantang mengkritik Jokowi itu sebagai pemimpin yang gagal total. Jarang saya mendengar misalnya Anies itu bicara tentang bagaimana IKN itu adalah proyek ugal-ugalan, infrastruktur yang tidak tepat sasaran, atau rezim ini adalah rezim hutang," tambahnya.
Hal ini kata Adi menjadi problem, pasalnya dua mitra koalisi yang lain yakni Partai Demokrat dan PKS, justru secara lantang 'berdakwah' bahwa Jokowi gagal total, menumpuk utang, dan lain sebagainya.
"Pada konteks itu, saya kira menjadi problem, karena kan kawan-kawan Demokrat dan PKS sebaliknya, lantang dan menyerang hampir tiap hari mereka berdakwah bahwa Jokowi ini adalah ternak hutang, ada pemimpin yang gagal total, sehingga poros perubahan ini menjadi relevan, di situ saja nggak ketemu ya pada level paradigmatik," terangnya.
Maka dari itu, simbol perubahan yang mereka usung pun jadi dipertanyakan kembali maknanya.
"Ini semakin nggak menarik karena Anies nggak berani nyerang pemerintah. NasDem nggak berani nyerang pemerintah, apa perubahannya?" ungkapnya.
Lebih lanjut, Adi menuturkan, jika NasDem dan Anies ingin mengidentifikasi diri sebagai bagian dari Jokowi, maka mereka sudah kalah jauh dengan Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Erick Thohir, dan yang lain-lain.
"Kalau NasDem dan Anies mengidentifikasi bagian dari Jokowi, ya kalah jauh lah dari Ganjar Pranowo, kalah jauh lah dari Puan Maharani, kalah jauh dari Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto, dan seterusnya," tandasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024