Tauhid dianggap begitu agung karena merupakan konsep yang menjunjung keesaan Allah SWT. Secara bahasa, tauhid artinya menyatukan, menjadikan satu, atau menyifati dengan kesatuan.
Konsep tauhid juga dijelaskan melalui dalil dari Al-Qur’an mengenai keutamaan dan keagungannya. Berikut ayat dalil terkait tauhid:
Baca Juga: Ustadz Somad Soal Dukung Idris Jadi Bupati Asahan: Jangan Ada Intervensi Politik!
- Q.S. Al-Baqarah ayat 163
وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ ࣖ ١٦٣
Artinya: "Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
- Q.S. Al Qasas ayat 88
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ ٨٨
Artinya: "Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada tuhan selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali zat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan."
- Q.S. Al Ikhlas ayat 1
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Allah Yang Maha Esa."
- Q.S. Al Kahfi ayat 110
قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ ١١٠
Baca Juga: Bagaimana Hukum Risywah? Ini Dalil dan Pendapat Ulama Tentangnya
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa." Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya."
- Q.S. An Nahl Ayat 51
۞ وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَتَّخِذُوْٓا اِلٰهَيْنِ اثْنَيْنِۚ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ ٥١
Artinya: "Allah berfirman, "Janganlah kamu menyembah dua tuhan. Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."
Bagian tauhid
Menurut Ibnu Taimiyah, tauhid bisa dijabarkan dengan 3 bagian. Berikut rinciannya:
1. Rububiyah
Maksudnya, beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberi manfaat, menolak mudharat, sampai menjaga seluruh Alam Semesta, seperti yang disebut Al-Qur’an yang artinya:
Baca Juga: Apa Itu Risywah? 4 Praktik Suap Perkara Hukum yang Mestinya Diperangi
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (Az-Zumar 39:62)
Meski begitu, pengakuan akan Rububiyah ini tak menjadikan seseorang beragama islam karena orang-orang musyrik Quraisy yang diperangi Rasulullah mengakui dan meyakini jenis tauhid ini.
2. Uluhiyah/Ibadah
Bisa diartikan, Uluhiyah adalah mentauhidkan atau mengesakan Allah dari segala bentuk peribadahan, baik yang terlihat maupun batin, menurut ‘Syarh Tauhid’ oleh Al Jadid. Ini berarti kita beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak untuk disembah dan tak ada sekutu bagi-Nya.
“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.” ('Al 'Imran 3:18)
3. Asma wa sifat
Asma wa sifat ialah beriman bahwa Allah punya nama dan sifat baik (asma’ul husna) yang sesuai dengan keagungan-Nya yang telah ditetapkan dalam Alquran dan Assunah. Dalam bertauhid dalam hal ini, jangan ada penyelewengan, penolakan, penggambaran, dan penyerupaan.
Baca Juga: Akad Istishna dalam Perbankan Syariah, Ini Ketentuan, Syarat, dan Rukunnya
“Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah.”