Hubungan yang terjalin antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh disebut-sebut semakin membaik, usai keduanya bertemu di Istana Negara pada Kamis (26/1/2023) lalu.
Keduanya bahkan diketahui telah makan siang bersama di Istana Presiden.
Di sisi lain, Anies Baswedan yang telah dideklarasikan NasDem dan Demokrat sebagai calon presiden, was-was dengan dekatnya kembali NasDem dan Jokowi.
Loyalis Ganjar, Jhon Sitorus menilai, ada enam alasan meninggalkan Anies baik untuk NasDem. Diantaranya kata dia, suara partai yang makin merosot.
"Meninggalkan Abas adalah pilihan terbaik bagi Nasdem," ujar Jhon Sitorus, dikutip dari cuitannya di Twitter, Senin (30/1/2023).
"Suara Partai Makin merosot, citra partai makin buruk, ditinggal tokoh-tokoh berpengaruh, ditinggal konstituen yang dulu loyal, Abas (Anies Baswedan) tak mampu menarik suara elektoral untuk Nasdem, Abas dekat dengan ormas radikal," beber Jhon.
Padahal kata Jhon, Anies Baswedan sejak dideklarasikan NasDem, telah menyambangi beberapa daerah di Indonesia.
Alih-alih menambah suara elektoral bagi NasDem, PKS dan Demokrat malah jadi yang paling diuntungkan.
"Elektabilitas Nasdem bahkan tak naik-naik meski sudah menunggangi Abas ke daerah-daerah dan rumah-rumah ibadah. Justru PKS dan Demokrat yang panen dari safari Abas," terangnya.
Baca Juga: NasDem Santer Diisukan Merapat ke KIR, Gerindra: Semuanya Cair, Masih Sangat Berdinamika
Apalagi kata Jhon, mengingat pemilihan gubernur 2017, NasDem dan konstituen Anies bersebrangan, hingga hari ini, hal itu belum selesai.
"Konstituen Abas secara psikologis mengingatkan bahwa beban masa lalu antara Nasdem dan Abas di Pilgub 2017 belum selesai," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024