Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia memperkirakan, jika lockdown diberlakukan dalam jangka waktu dua hingga tingga pekan di awal pandemi COVID-19, masyarakat akan tertutup sama sekali peluang untuk mencari nafkah.
"Coba saat itu misalnya kita putuskan lockdown. Hitungan saya dalam dua atau tiga minggu, rakyat sudah enggak bisa, enggak memiliki peluang yang kecil untuk mencari nafkah. Semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi? Rakyat pasti rusuh," kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) di Gedung AA Maramis kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta.
Baca Juga: Soroti Mangkraknya Proyek Sodetan Kali Ciliwung, Hersubeno: Jokowi Serang Anies dengan Sangat Telak
Jokowi juga memperkirakan akan ada kerusuhan jika lockdown diberlakukan. Sehingga jadi salah satu pertimbangan bagi dirinya dan jajaran pemerintah apakah akan menerapkan lockdown untuk pola penanganan pandemi COVID-19.
"Saya semedi tiga hari untuk memutuskan apa ini, apakah kita harus lockdown atau tidak," ujar Jokowi sembari berkelakar.
Mantan Wali Kota Surakarta itu menjelaskan, sejatinya, mayoritas menteri Kabinet Indonesia Maju pada masa awal pandemi COVID-19 menyarankan untuk penerapan lockdown.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO