Menu


Megawati Kerap Berkoar Tentang Kebhinekaan, Apa Masih Guna Setelah Pidatonya yang Dinilai Merendahkan Tukang Bakso dan Rasis ke Orang Papua?

Megawati Kerap Berkoar Tentang Kebhinekaan, Apa Masih Guna Setelah Pidatonya yang Dinilai Merendahkan Tukang Bakso dan Rasis ke Orang Papua?

Kredit Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Konten Jatim, Jakarta -

Politikus Demorkrat Rachland Nashidik menanggapi pidato Megawati Soekarnoputri yang sempat ramai diperbincangkan publik karena diduga rasis.

Seperti yang diketahui, terdapat dua pernyataan yang seharusnya tidak dilontarkan dari mulut Ketua Umum PDIP itu.

Pertama perihal warna kulit hitam Papua dan kedua ujarannya terkait profesi tukang bakso.

Tidak hanya warganet yang memberikan beragam tanggapan  beserta kritik, Rachland Nashidik ikut menyoroti hal ini.

Rachland mempermasalahkan pidato Megawati yang menghubungkan Indonesia, kebhinkeaan, perkawinan antar suku, dan rekayasa genetika setelah menyinggung warna kulit orang Papua.

"Hal yang juga sangat mengganggu dari pidato Ibu itu: Dia sedemikian rupa menghubungkan "Indonesia", "kebhinekaan", dengan perkawinan antar suku-bangsa, "rekayasa genetika", usai menyinggung warna kulit orang Papua. Anda mencium bau rasisme?,"tulis Rachland dalam twitternya @rachlannashidik.

BACA JUGA: Kritik Megawati Dibalut Komedi, Tretan Muslim Punya Sosok Bekingan Kuat, Ga Tanggung-tanggung Keluarga Dekat Jokowi yang Jadi Tamengnya!

Selain itu ia juga menggungah video berisi kata-kata yang mewakili suara kader Partai Demokrat untuk mengajukan protes kepada pidato Mega.

Menurutnya, gurauan tersebut harus dianggap serius dan Megawati perlu meminta maaf kepada masyarakat.

"Megawati Soekarnoputri harus meminta maaf sebab ia telah membuat pernyataan sombong dan berbahaya," tulis dalam video.

Bahkan Rachland menyinggung Jokowi sebagai Presiden Indonesia yang punya kewajiban konstusi melindungi rakyat untuk mengusut hal tersebut.

BACA JUGA: Diduga Sindir dan Julid ke Megawati, Oh Rupanya Ini Alasan Kuat Anies Baswedan Undang Tukang Bakso, Jangan Marah dulu Bu Ketum dan PDIP..

"Jokowi punya kewajiban konstitusi untuk melindungi rakyat negeri ini, jiwa raga dan harga dirinya, hanya diam saja," tuturnya.

"Rasialisme musuh kemanusiaan di seluruh dunia. Ia adalah racun bagi generasi muda yang sama bahayanya dengan narkoba," tambahnya demikian.

Rachland pun memperingatkan Megawati apabila berbicara terkait Bhineka tunggal ika dan keberagaman Indonesia selalu terasa hambar dan tak ada gunanya.

Untuk mengingat kembali, Megawati melemparkan gurauan warna kulit hitam Papua dan tukang bakso kepada Puan Maharani dan ke Wakil Menteri Dalam Negeri, John Wempi Wetipo.

Tentang tukang bakso, guyonan tersebut sebagai wejangan kepada ketiga anaknya agar tidak mencari pasangan dengan profesi itu.

 "Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak saya yang tiga ini. Awas lho kalau nyarinya yang kayak tukang bakso," tutur Megawati yang disambut tawa para peserta acara.

Sedangkan warna kulit Papua sebagai pengingat Megawati yang pernah mengunjungi Papua waktu dulu.

"Papua itu hitam-hitam ya. Tapi maksud saya begini, waktu permulaan saya ke Papua, saya mikir lah kok aku dewekan yo," ucap Megawati.

Megawati juga menyinggu istilah kopi susu yang memiliki maksud perbedaan warna kulit hitam (kopi) dengan kulit warna putih (susu).

"Makanya saya waktu kemarin bergurau dengan pak wempi, kalau sama pak Wempi dekat, kopi susu. Itu kan bener. Karena udah banyak lho sekarang yang mulai blending, jadi Indonesia banget," sambungnya.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO