Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil alias Kang Emil telah secara resmi berlabuh ke Partai Golkar.
Usai merapat ke Golkar, Kang Emil diketahui langsung diberi jabatan stategis sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu).
Mengemban tugas besar, Kang Emil yakin bisa meraup suara, apalagi dengan jumlah pengikut di media sosialnya yang mencapai puluhan juta.
Baca Juga: Waketum Gerindra Bicara soal Cawapres Prabowo: Terlihat Jelas Nanti pada Agustus atau September
"Followers saya 30 juta. Itu saja sudah jadi modal," ujar Kang Emil.
Pernyataan Kang Emil ini pun lantas disorot oleh pengamat politik Hendri Satrio alias Hensat.
Ia menilai bahwa politisi yang memiliki pemikiran pengikut di media sosial bisa mendongkrak suara partai adalah salah kaprah.
Hal ini dilontarkan Hensat melalui akun Twitter-nya @satriohendri.
"Salah kaprah politisi yang aktif bermedia sosial, followers sama dengan pemilih," ujar Hensat pada Sabtu (21/1/2023).
Hensat lantas mengungkapkan bahwa aktivitas di media sosial tidak signifikan dengan elektabilitas karier politik seseorang.
Baca Juga: Tanggapi soal Pembentukan Sekber Gerindra-PKB, KIB: Proses Formal Saja, Enggak Terlalu Penting
"Jadi bila ada politisi merasa followers medsosnya adalah jaminan menang, ini salah kaprah," pungkasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan