Menu


Darurat Tren Self Harm Kalangan Pelajar di Magetan, Pakar UNS Tawarkan Solusi Ini

Darurat Tren Self Harm Kalangan Pelajar di Magetan, Pakar UNS Tawarkan Solusi Ini

Kredit Foto: South West Krav Maga

Konten Jatim, Surabaya -

Penjabat (Pj) Bupati Magetan Hergunadi menyoroti tindakan self harm atau melukai diri sendiri di kalangan pelajar sekolah menengah pertama (SMP).

Hergunadi menginstruksikan jajaran Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (PPKBPPPA) mencari solusi atas permasalahan itu.

Selain itu, ia menyarankan instrumen dalam sekolah yaitu guru dan kepala sekolah lebih terlibat aktif dalam pendampingan kepada murid-muridnya.

”Tolong bapak, ibu guru dapat memposisikan sebagai orang tua kedua di sekolah dan dapat mengatasi masalah secara preventif dengan pendampingan secara melekat,” kata dia.

Itu karena tren self harm dipicu oleh beberapa penyebab antara lain perundungan (bullying), masalah keluarga, cinta, hingga psikologis.

Hergunadi menegaskan, jajaran dinas terkait dapat segera melakukan tindakan cepat untuk berkoordinasi dengan sekolah-sekolah.

”Tolong bapak, ibu guru segera koordinasi dengan kepala puskesmas setempat dan saya minta kepala puskesmas segera terjun langsung ke sekolah-sekolah,” tuturnya.

Lebih lanjut, Hergunadi menambahkan, Pemerintah Kabupaten Magetan telah berkolaborasi dengan sejumlah pihak di luar pemerintahan.

Salah satunya kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam pendampingan dan konseling kepada pelajar.

Psikolog UNS Prof. Farida Hidayati mengungkapkan, dari hasil penelitian yang ia lakukan, 50 sampai 90 persen pelajar melakukan self harm dan terjadi banyak pada usia SMP.

”Self harm dipicu oleh media sosial, film yang membawa mereka merasa ada ketertarikan lalu ikut-ikutan, permasalahan keluarga, masa di mana lagi mencari jati diri dan yang dominan adalah tidak adanya kemampuan mengolah emosi,” ungkapnya.

Prof. Farida menawarkan solusi yang bisa diambil pihak terkait, antara lain melakukan intervensi melalui kegiatan yang menggambarkan kegembiraan, penguatan religius siswa, melakukan interaksi, memahami emosi dan mampu mengarahkannya misal mengekpresikan emosi siswa melalui cerita tulisan (diary).

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024



Berita Terkait