Menu


Soal Berpasangan dengan Airlangga, Zulhas Nilai Terlalu Cepat 

Soal Berpasangan dengan Airlangga, Zulhas Nilai Terlalu Cepat 

Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat

Konten Jatim, Jakarta -

Meski tekanan dari pihak internal dan eksternal meningkat, Zulkifli Hasan enggan menjawab soal rencana duet dengan Pimpinan Golkar Airlangga Hartarto. Pimpinan PAN menilai terlalu dini membicarakan duet dengan Airlangga. 

Wacana duet Airlangga-Zulhas, datang dari internal PAN. Dalam rapat harian pengurus PAN, banyak kader yang ingin agar partainya tak cuma mengekor pada 3 poros yang sudah ada. Yakni, poros pendukung Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Baca Juga: Cak Imin dan Airlangga Berebut Jatah Cawapres Prabowo, Pengamat: Non-Parpol Bisa Jadi Jalan Tengah

“Di perdebatan temen-temen tadi di rapat harian memunculkan nama baru atau paket baru. Ada Anies, ada Ganjar, ada Prabowo, kenapa misalkan dari KIB tidak memunculkan nama sendiri? Yaitu Airlangga-Zulhas,” ungkap Waketum DPP PAN, Yandri Susanto, Selasa (23/5).

Ternyata usulan itu mendapat reaksi positif dari publik. Kalangan akademisi mengapresiasi bila Golkar-PAN berani munculkan poros baru untuk Pilpres 2024. Mengingat gabungan dua koalisi itu sudah cukup mengantongi syarat untuk mengajukan capres-cawapres.

Partai Golkar juga menyambut baik gagasan yang didorong anak buah Zulhas. Beringin merasa senang,keputusan partainya yang ingin Airlangga maju sebagai capres didukung juga oleh PAN.

Setelah isu itu menggelinding dan menuai banyak dukungan, Zul pun buka suara. Namun, politisi yang kini menjabat sebagai Menteri Perdagangan itu, enggan bicara banyak soal dirinya yang akan menjadi pendamping Airlangga.

“Nanti saja, ya,” kata Zulhas, di Jakarta Selatan, kemarin.

Baca Juga: Survei LSI Denny JA: Airlangga Unggul Dalam Permasalahan Ekonomi di Bursa Cawapres 

Mantan Ketua MPR ini mengatakan, wacana duet masih belum matang untuk diumumkan. “Nanti dibicarakan,” tegas Zulhas.

Meskipun bosnya masih malu-malu, Yandri Susanto menegaskan kalau usulan yang datang dari internal PAN sangat serius. Dia optimis, duet Airlangga-Zulhas bisa terealisasi.

Saat ini, lanjut Yandri, PAN tengah menjalin komunikasi serius dengan Golkar unttuk mendorong duet tersebut. Harapannya, dalam pesta demokrasi lima tahunan nanti, rakyat semakin banyak pilihan untuk memilih calon pemimpin Indonesia di masa depan.

Wakil Ketua MPR ini menuturkan, wacana duet ini sebenarnya bukan muncul ujug-ujug. Sudah lama banyak kader PAN mendorong agar Zulhas maju di Pilpres 2024. Mengingat bosnya itu punya segudang pengalaman di legislatif maupun pemerintahan.

“Namun, keputusan akhir, kami serahkan kembali kepada ketum. Karena Rakernas PAN memutuskan ketua umum diberikan hak prerogatif untuk menentukan capres maupun cawapres yang akan diusung oleh PAN,” kata Yandri.

Politisi PAN Guspardi Gaus menyampaikan harapan yang sama. Anggota Komisi II DPR ini menilai duet Airlangga-Zulhas sebagai pasangan yang rasional dan bisa jadi alternatif baru dalam memilih calon pemimpin.

Guspardi menyebut kedua tokoh ini mempunyai rekam jejak yang baik dalam mengelola pemerintahan. Zulhas punya pengalaman panjang sebagai anggota DPR, beberapa kali menjadi menteri dan pernah menjabat sebagai ketua MPR. Airlangga juga punya pengalaman yang mumpuni dan pengalamannya tak kalah mentereng.

“Jadi semakin banyak pasangan, semakin banyak gagasan, semakin beragam pula alternatif rakyat punya pilihan,” kata Guspardi, kemarin.

Bagaimana tanggapan Golkar? Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan partainya serius dalam menjajaki duet Airlangga-Zulhas. Kata dia, Golkar masih berusaha mempertahankan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibangun bersama PAN dan PPP. Walaupun saat ini PPP sudah merapat ke PDIP dan menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024.

“Sekarang kami sedang melakukan penjajakan komunikasi dengan PAN. Kita sama-sama bangun Koalisi Indonesia Bersatu,” kata Doli, kemarin.

Doli mengungkapkan, partainya adalah partai pemenang kedua di Pemilu 2019. Jadi, partainya punya daya tawar besar dan posisi strategis. “Mau koalisi ke bawah dengan Gerindra cukup, PKB juga cukup, PKS cukup, dengan PAN cukup. Apalagi kalau ke atas dengan PDIP, cukup sekali,” ungkapnya.

Namun dalam setiap tawaran komunikasi dengan partai politik, penawarannya selalu sama yaitu Airlangga menjadi capres. Hal itu sesuai dengan hasil putusan Munas dan Rapimnas Partai Golkar.

“Sampai sekarang kita belum mengubah keputusan kita hasil Munas dan Rapimnas. Kita punya capres namanya Airlangga Hartarto,” terangnya.

Waketum Golkar Nurul Arifin menegaskan partainya hanya butuh satu partai saja untuk mengusung capres dan cawapres. Namun, partainya tidak ingin tergesa-gesa mengambil keputusan lantaran pilpres masih jauh dan kondisi politik masih dinamis. “Kita lihat lah karena ini sifatnya masih lama, bapak ketua umum juga mengatakan kita enggak usah terburu-buru karena tidak ingin masuk ke dalam jebakan betman,” kata Nurul, sambil tertawa.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Rakyat Merdeka.



Berita Terkait