Menu


Contoh Al-Wala Wa Al-Bara dalam Kehidupan Muslim Sehari-hari

Contoh Al-Wala Wa Al-Bara dalam Kehidupan Muslim Sehari-hari

Kredit Foto: Pixabay/Neil Dodhia

Konten Jatim, Depok -

Dalam Agama Islam, terdapat istilah bernama al-wala wa al-bara yang jika dipisah, sekilas tidak mempunyai ketidaksinambungan, namun memiliki makna yang mendalam. Al-wala secara harfiah memiliki arti “loyalitas”. Sementara al-bara artinya adalah “berlepas diri”.

Jika kedua makna tersebut digabungkan, al-wala wa al-bara memiliki arti untuk menjaga loyalitas terhadap sesama Muslim serta melepaskan diri dari yang namanya kekafiran. Mereka diperintahkan untuk menjauhi hal-hal yang bersifat kafir.

Sayangnya, terkadang makna al-wala wa al-bara disalahpahami untuk memusuhi kaum kafir. Padahal, kaum kafir ada bukan untuk dimusuhi. Yang perlu dilawan adalah ajaran yang bertentangan dengan Agama Islam. Jika tidak ada ajaran seperti itu, maka tidak perlu juga yang namanya melawan kaum kafir.

Kesalahpahaman ini sudah sering ditemukan dalam masyarakat luas. Untuk bisa semakin memahami makna ajaran ini yang sesungguhnya, berikut beberapa contoh al-wala wa al-bara mengutip laman Al-Hujjah pada Senin (8/5/2023).

Baca Juga: Apa Itu Al-Wala Wa Al-Bara dalam Islam? Simak Penjelasannya!

Contoh Al-Wala Wa Al-Bara

1. Senantiasa Menolong Muslim yang Membutuhkan

Ini merupakan contoh paling mudah dalam ajaran al-wala wa al-bara. Umat Islam diwajibkan untuk selalu menolong saudara Muslim lainnya terlepas dari latar belakang mereka, selama mereka masih bisa memberikan pertolongan.

2. Berempati Terhadap Sesama Muslim

Tidak sampai sekedar memberi pertolongan saja, tenggang rasa atau empati juga merupakan salah satu penerapan al-wala wa al-bara dalam keseharian. Ada kalanya yang seorang Muslim butuhkan hanyalah dukungan emosional alih-alih pertolongan secara materiil.

Bentuk empati ini bisa dikatakan tidak semudah memberikan pertolongan dalam benda yang memiliki wujud. Perlu pemahaman akan emosi yang mendalam untuk bisa merasakan apa yang sedang saudara Muslim lainnya rasakan. Namun, terkadang pertolongan seperti ini jauh lebih bermakna.

Baca Juga: Ini Ibadah yang Bisa Menjaga Iman Umat Muslim Sampai Hari Kiamat Menurut Gus Baha

3. Menghormati dan Menghargai Hak Muslim Lain

Penting juga untuk selalu menghormati sesama Muslim. Jangan sampai merampas hak umat Islam lainnya karena hal tersebut dilarang dalam Agama Islam dan sama sekali tidak mencerminkan al-wala wa al-bara.

4. Tidak Mengikuti Gaya Orang Kafir

Orang-orang kafir memiliki gaya berbeda dengan umat Islam. Tidak sepatutnya para Muslim mengikuti gaya orang kafir dan sebaliknya, alangkah baiknya jika mereka mendukung apa yang sudah diajarkan dalam Agama Islam. 

5. Menjaga Batasan dalam Budaya Orang Kafir

Selain gaya, orang-orang kafir juga mempunyai budaya mereka tersendiri mulai dari hari libur, makanan dan yang perlu diperhatikan, perayaan keagamaan. Tidak diperbolehkan bagi umat Islam untuk ikut merayakan hari keagamaan orang kafir, dan para Muslim yang melakukannya dianggap bagian mereka.

Baca Juga: Apa Itu Mukmin? Muslim Sejati yang Mengikuti Perintah Allah

Lebih dari itu, umat Islam juga dilarang untuk menyampaikan salam atau ucapan selamat hari raya keagamaan karena itu merupakan bentuk keridhoan terhadap keyakinan mereka. Toleransi terbaik adalah dengan cara membiarkan mereka merayakan hari raya tanpa gangguan.

6. Menolak Membantu Hal-Hal yang Berlawanan dengan Ajaran Islam

Terakhir, dalam bentuk mengamalkan al-wala wa al-bara,  haram hukumnya bagi umat Islam untuk membantu kaum kafir apapun yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Agama Islam. Perbuatan membantu kaum kafir dalam melaksanakan hal yang bertentangan dengan Agama Islam merupakan perbuatan kufur.

Baca Juga: Pentingnya Puasa di Bulan Syawal yang Sering Diabaikan oleh Umat Muslim