Menu


4 Fakta Pelaku Penembakan di MUI Jakpus, Orang Macam Apa?

4 Fakta Pelaku Penembakan di MUI Jakpus, Orang Macam Apa?

Kredit Foto: Polri

Konten Jatim, Jakarta -

Heboh insiden penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat pada siang bolong, awal Mei ini. Pelaku dikabarkan meninggal dunia di lokasi.

Penembakan ini diduga dilakukan seorang pria asal Lampung yang mengaku nabi dan sebelumnya ingin menemui Ketua MUI. Tak terkabulkan, sang pelaku justru meluncurkan tembakan ke punggung pegawai kantor.

Berikut sederet fakta penembakan di kantor pusat MUI yang terjadi pada Selasa. 2 Mei, dihimpun Konten Jatim: 

Baca Juga: Kronologi Penembakan di MUI, Korbankan Siapa Saja?

1. Pelaku tewas

Pelaku penembakan disebut Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar (Kombes) Kamaruddin, meregang nyawa. Namun, belum ada penjelasan rinci terkait penyebab tewasnya pelaku nekat ini.

Republika melaporkan, belum ada laporan lengkap terkait identitas pelaku penembakan di Jalan Proklamasi 51 Menteng itu. “Pelakunya sudah meninggal,” kata Kombes Komaruddin saat dihubungi wartawan via sambungan seluler, Selasa.

2. Pelaku alami halusinasi

Baca Juga: Terjadi Aksi Penembakan di Kantor MUI, PKS Curiga Upaya Gangguan Jelang Pemilu 2024

Diketahui, pelaku berinisial H (60) itu mengaku sebagai wakil nabi. AKBP Pratomo Widodo selaku Kapolres Pesawaran menyebut, hal ini berdasarkan keterangan istri pelaku dalam pemeriksaan sebagai saksi di Mapolsek Kedondong, Pesawaran.

"Jadi berdasarkan keterangan istrinya juga, bahwa pelaku ini tidak terlibat organisasi terlarang seperti teroris. Istrinya juga mengatakan bahwa tidak pernah ada tamu dari luar, pelaku hanyalah seorang petani," kata dia.

“Dari sejarahnya, intinya pelaku ini halusinasi," lanjutnya.

Baca Juga: Terjadi Penembakan di Kantor MUI, PKS Minta Lembaga Keamanan Harus Terlindungi

3. Mengaku wakil nabi sejak 1984

Berdasarkan keterangan sang istri, jelas bahwa H yang pamit ke MUI Jakarta untuk meminta pengakuan ini telah mengaku sebagai wakil nabi sejak 1984, tepatnya, sebelum menikah. Pelaku disebut mengaku mendapatkan bisikan gaib tentang itu.

"Tahun 1999, dia mengumpulkan orang ke rumahnya dan mengatakan bahwa dia adalah wakil nabi. Namun, orang-orang tidak percaya bahwa dia wakil nabi," katanya.

Pelaku pun sempat memberanikan diri ke DPRD Lampung demi mendapatkan pengakuan sebagai wakil nabi, hingga berujung menggunakan travel ke Jakarta untuk melakukan hal yang sama.

4. Sebut dirinya tak dapat keadilan

Ketua MUI Bidang Dakwah Cholil Nafis sebelumnya menyebut, pelaku penembakan ini sempat mengirim surat ancaman pembunuhan sebelum melancarkan aksinya. Bahkan, pelaku disebut tak cuma sekali mengirimkan surat yang berkaitan dengan MUI itu.

Baca Juga: Wapres Minta Penembakan di Kantor MUI Diusut dengan Tuntas

Pelaku, dalam suratnya mengaku dirinya tak mendapatkan hak berupa keadilan dan tak dapat bertemu Ketua MUI RI. Ia bersumpah atas nama Tuhan akan menembak para penguasa atau pejabat negeri, terutama orang-orang MUI.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan



Berita Terkait