Menu


Apa Itu Manthiq? Ilmu Logika dan Filsafat dalam Islam

Apa Itu Manthiq? Ilmu Logika dan Filsafat dalam Islam

Kredit Foto: Pexels/Melike Avc?

Konten Jatim, Jakarta -

Apa itu manthiq? Manthiq dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari cara berpikir dan logika yang benar. Ilmu ini menjaga akal dari kesalahan berpikir.

Manthiq merupakan salah satu dari ilmu alat, termasuk rumpun sastra Arab, yang telah dikaji sejak lama, umumnya di pesantren salafi yang berfokus terhadap pengembangan kajian ilmu alat (Sastra Arab).

Menurut laman RMI-NU Banten, pokok bahasan dari ilmu mathiq terbagi menjadi 2 bagian, yakni al-tashowwur dan al-tashdiq. Al-tashowur sendiri merupakan pemahaman terhadap obyek (materi) sebelum diteliti.

Baca Juga: Mengenal Ilmu Nahwu Sharaf: Kitab, Rumus, dan Contohnya

Misalnya dalam Risalah al-Syamsiyah bahwa al-tashowur dipahami sebagai adanya rupa atau bentuk dari obyek di akal pikiran. Kemudian, terdapat prinsip tahsowur maudlu’ dalam bahasan ini, bersama tashowur faqoth dan tashowur mahmul. 

Sementara itu, merangkai dengan mengaitkan hubungan dari beberapa obyek disebut al-hukm atau hukum. Jika penentuan hukum telat terjadi (al0ijab atau al-salab), uraian yang dikategorikan tashowur dapat berubah menjadi tashdiq.

Baca Juga: Perbedaan Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf, Jangan Tertukar!

Jika telah terjadi tashdiq, maka diposisikan pada beberapa analisa, seperti masuk ke al-nadhory atau al-dloury. Sementara itu, ulama mutahirin atau ulama generasi akhir abad 13M mengurai tashdiq sebagai menemukan objek serta adanya ketetapan di dalamnya.

Subyek dalam ilmu manthiq ialah akal pikiran menelusuri 2 bahasan pokok, seperti meneliti tashowur nadhori yang berarti pendefinisian objek, dan tashowur dlorury yang berarti tak memerlukan definisi, tetapi secara empiris.

Instrumen tashdiq pun dalam uraiannya terbagi menjadi 2 tahapan, yakni tashiq nadhory atau penentuan obyek/subyek yang membutuhkan argumen, dan tashdiq dlorury yang merupakan penentuan obyek yang tak memerlukan dalil, tetapi materi yang konkret inheren di dalamnya.

Baca Juga: Apa Itu Nahwu? Ilmu Kaidah Bahasa Arab yang Mesti Dipelajari

Tashdiq nadhory kerap dipakai terkait menguatkan dalil adanya Allah SWT atau eksistensi Tuhan, seperti adanya alam semesta.

Ibnu Sholah mengumumkan dalam perkembangannya anti atas kedudukan filsafat dalam Islam dengan penguatan diktum Al Ghozali tentang ‘kerancuan filsafat’. Sejak saat itu, dunia Islam disebut meninggalkan filsafat sebagai ilmu dan pedoman dalam hubungan dengan pelaksanaan syariat Islam.

Filsafat (logika dan rasionalisme) redup pada abad ke-12M. Namun, sejak Spanyol (Andalusia) menjadi kiblat dunia Islam di abad ke-13 hingga abad ke-16, kultur kajian filsafat (manthiq) kembali hidup dengan lahirnya ilmuwan, filsuf, dokter, arsitek, dan ulama.

Baca Juga: Apa Itu Sharaf? Berlaku Bak ‘Ibu’ dalam Ilmu Bahasa Arab

Porosnya, Ibnu Rusydi yang disebut orang Barat sebagai Sang Komentator Agung Filsafat Aristotelian. Dari tangan Ibnu Rusydi (Averous) dan Ibnu Sina (Avenciena) juga lahir banyak filsuf Barat seperti Duns Scotus, William Occam, dan teolog-teolog Katolik seperti Teolog Agung yang tersohor, Thomas Aquinas, penulis Summa Theoligia.