Ada dua keanehan dalam surat permintaan maaf yang ditulis oleh Irjen Ferdy Sambo.
Pertama, soal lokasi. Surat yang ditulis tangan itu dibuat Ferdy Sambo pada 22 Januari.
Dalam surat tersebut, Ferdy Sambo menulis "Jakarta, 22 Januari 2022".
Jika mengacu ke lokasi penahanan, harusnya Ferdy Sambo menulis "Depok". Sebab, Mako Brimob berlokasi di Kelapa Dua.
Baca Juga: Keanehan di Surat Ferdy Sambo, Minta Maaf ke Semua Tingkatan Pangkat di Polri, Kecuali...
Namun, terlepas dari kekeliruan penulisan lokasi, ada satu hal lebih penting yang layak disorot.
Surat terbuka tersebut didahului permintaan maaf Ferdy Sambo ke semua tingkatan pangkat di Polri. Namun, ada satu tingkatan pangkat yang ia lupakan.
Dalam suratnya, Ferdy Sambo menyampaikan permintaan maaf kepada senior dan sesama rekannya di tingkat perwira tinggi, perwira menengah, perwira pertama, dan bintara.
Tapi ia tidak menuliskan permintaan maaf pada para polisi di tingkatan pangkat Tamtama.
"Padahal kan Bharada E tamtama," kata mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji dalam perbincangan di TV One, Kamis (25/8/2022).
Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E adalah orang yang tadinya diplot untuk jadi orang yang dikesankan sudah terlibat baku tembak dengan Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Namun, sekitar sebulan pasca kejadian, Richard membuyarkan semua skenario jahat yang disusun Sambo hingga membuat eks Kadiv Propam Polri itu akhirnya dijadikan tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap Yosua.
Ferdy Sambo sudah menjalani sidang etik pada Kamis (25/8/2022). Dalam persidangan yang berlangsung kurang lebih 18 jam, Komisi Kode Etik Polri (KKEP) memutuskan Sambo diberhentikan dengan tidak hormat (PTDH).
Sambo menyatakan akan banding. Dia diberi waktu untuk mengajukan berkas banding paling lambat pada Senin (29/8/2022).
Baca Juga: Cara Kapolri dan Jajarannya Datang ke DPR Tuai Sorotan, Ada yang Tak Biasa
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan